Sabtu, 19 Maret 2011

Surgeon Bong Dal Hee Episode 5


Diawali adegan ambulans yang membawa Dal Hee dan pasiennya yang koma. Dal Hee tampak kelelahan memegang ambu bag (karena emang harus dikembangkempiskan terus-menerus secara teratur). Suami pasien minta Dal Hee tetap menekan ambu bag walaupun itu melelahkan. Dal Hee menjawab, “Tentu saja”. Suami pasien lalu melanjutkan kata-katanya, “Dia tidak mati… tangannya hangat dan jantungnya berdetak…”. Dal Hee terus mendengarkan. “Dia orang yang sangat baik… kau akan langsung tau hanya dengan melihat bagaimana dia dapat hidup dengan pria membosankan seperti aku…”.
Di RS, Moon Kyung bertanya lagi pada dokter Ahn akankah dia mau melakukannya (bicara pada ibu pasien anak-anak yang koma agar mau jadi pendonor). Moon Kyung bahkan meminta dokter Ahn agar tidak merawat anak itu supaya jantungnya nggak stabil (biar ntar bisa dipake donor), Moon Kyung juga janji jika dirinya nanti koma, dia akan menjadi pendonor. Dokter Ahn yang melihat bahwa Moon Kyung sedang emosi, berusaha menyuruhnya mengendalikan diri tapi Moon Kyung malah menjadi-jadi. Dokter Ahn mengatakan bahwa kita bisa memberitahu ibu pasien bahwa ada pilihan untuk mendonorkan organ, bukan memintanya untuk jadi pendonor. Selain itu, golongan darah pasien adalah A sedangkan golongan darah Seung Min B, jadi tetep nggak bisa. Dokter Ahn meminta Moon Kyung menunggu kedatangan donor saja. Tepat setelah mengatakannya, Min Woo datang dan mengabarkan bahwa ada seorang pendonor.
Para dokter langsung berkumpul di ruang data pasien dan menunggu keputusan KONOS (Korean Network for Organ Sharing). Pendonor adalah seorang anak umur 15 tahun yang kecelakaan lalu lintas dan ada 3 orang yang berpeluang menerima donornya termasuk Seung Min. Jadi, KONOS ini akan memutuskan siapa penerima donor yang paling tepat dilihat dari kecocokan pasien dengan pendonor, kondisi,  dan kegawatan pasien. Kemudian telpon berbunyi yang ternyata dari KONOS dan mengabarkan bahwa donor tersebut bukan untuk Seung Min karena mendadak ada seorang pasien anak yang lebih gawat dari Seung Min sehingga anak itu jadi nomer 1 dalam daftar penerima donor (awalnya Seung Min nomer 1). Semua tampak kecewa, terutama Moon Kyung pastinya.
Kembali ke ambulans. Dal Hee menanyakan keadaan suami pasien yang kelihatan tidak baik. Si suami malah cerita tentang dia dan istrinya. Kemudian tiba-tiba dari arah berlawanan ada mobil yang berusaha mendahului truk dan hampir menabrak ambulans. Supir ambulans banting stir dan ambulans pun menabrak sisi jalan kemudian berhenti. Seisi ambulans pingsan. Dal Hee yang pertama kali sadar dan kemudian segera memasang kembali ambu bag pasien yang ternyata masih mampu bernafas. Dal Hee membangunkan supir kemudian supir keluar dari ambulans untuk meminta bantuan. Saat supir keluar, tiba-tiba ambulans bergerak miring ke belakang dan membuat semuanya kaget. Mata supir langsung terbelalak ketika tau bahwa ambulans ada di tepi jurang.


Supir langsung meminta Dal Hee jangan begerak-gerak karena ambulans ada di tepi jurang dan kemudian si supir pergi meminta bantuan. Saat menunggu bantuan datang itu terasa sangat lama bahkan ambulans sempat sedikit bergeser dan membuat Dal Hee panik. Suami pasien akhirnya menyuruh Dal Hee keluar saja. Suami pasien yang akan menggantikan Dal Hee memegang ambu bag. Tapi ketika suami pasien mencoba maju, ambulans kembali bergeser dan kembali membuat panik. Dal Hee menyuruh suami pasien tetap di tempat saja dan nggak perlu menggantikannya memegang ambu bag. “Kalau begitu keluar saja, tinggalkan saja ambu bagnya…”, ucap si suami. Dal Hee terkejut. “Istriku tidak jauh beda dengan mati… aku terus mengatakan sebaliknya padahal sebenarnya aku tau…”. “Kalau aku beruntung, ambulans akan tetap pada tempatnya ketika kau keluar. Tapi ketika aku tak beruntung… maka aku akan dapat memenuhi janjiku kepada istriku… (untuk mati bersama)”.

Dal Hee terdiam memikirkan kata-kata suami pasien lalu perlahan melepaskan tangannya dari ambu bag. Dal Hee pelan-pelan bergerak menuju bagian depan ambulans tapi baru sedikit bergerak ambulans lagi-lagi bergerak. Hal itu membuat ketegangan memuncak. Dal Hee pun menangis tersedu-sedu memanggil-manggil ibunya (nangisnya lucu kayak anak kecil J).


Setelah menangis beberapa saat, Dal Hee langsung memegang ambu bag kembali (o ya, punggung tangan Dal Hee terluka saat kejadian ini). Kemudian supir datang dan mengabarkan bahwa pertolongan telah tiba (akhirnya… :D). Seisi ambulans pun selamat.
Moon Kyung mendapat panggilan darurat. Seorang anak kehilangan detak jantungnya dan telah dipicu selama 40 menit tapi tak kunjung kembali. Moon Kyung dengan emosional berusaha mengembalikan detak jantung pasien (kayaknya teringat Seung Min tuh). Akhirnya detak jantung pasien pun berhasil kembali.
Ketika masih dalam kondisi kalut dan emosional, Moon Kyung menemui Gun Wook di perpustakaan untuk bertanya apakah Gun Wook tau cara menyembuhkan Seung Min. Moon Kyung bahkan berlutut di hadapan Gun Wook agar mengampuni kesalahannya di masa lalu. Gun Wook langsung menyuruh Moon Kyung berdiri lalu memeluknya. Mereka pun pindah ngobrol di ruangan kerja (ruangannya Moon Kyung kayaknya). Mereka membicarakan Seung Min lalu berciuman (weleh-weleh… rujuk aja sono… :P).
Dal Hee kembali ke RS dengan selamat dan karena teman-temannya sudah tidur, dia pun pergi menjenguk pasien. Pasien pertama yang dijenguknya adalah Seung Min (tanya kenapa?). Setelah menjenguk Seung Min, Dal Hee bertemu Gun Wook di lift. Gun Wook bertanya tentang keadaan Dal Hee (Gun Wook tau kalo Dal Hee habis kecelakaan). Dal Hee bilang baik-baik saja tapi Gun Wook melihat luka di tangan Dal Hee kemudian mengobatinya. Gun Wook membalut tangan Dal Hee dengan penuh perhatian dan mereka saling berpandangan. Dal Hee terbayang-bayang terus tentang hal itu ketika akan tidur (Gun Wook ini… barusan aja ciuman ama Moon Kyung, eh langsung pegang tangan en pandang-pandangan ama Dal Hee… huh dasar plin-plan!).


Keesokan harinya saat konferensi, tiba-tiba Hyun Bin datang dan mengatakan pada Dokter Ahn bahwa ada pendonor lagi. Sorang wanita 25 tahun, tinggi 153 cm dan berat 43 kg, serta golongan darahnya B. Para dokter langsung berdebat. Gun Wook dan profesor Lee menolak donor itu karena jantung orang dewasa nggak bisa untuk anak kecil. Sementara dukungan datang dari Profesor Suh (bukan karena profesor ini mengharapkan kesembuhan atau peduli pada Seung Min, tapi dia berharap akan tercipta rekor baru sehingga peluang gedung baru jadi pusat jantung akan semakin besar). Dokter Ahn mengatakan bahwa DCMP adalah kasus di mana jantung jadi membesar sehingga oleh karenanya dapat menerima donor jantung yang ukurannya lebih besar. Lagipula kalo nunggu donor yang bener-bener pas ntar kelamaan (pendonor anak-anak kan jarang). Gun Wook tetap menolak (percayalah pada seorang ahli jantung, bung). Kemudian dokter Ahn tanya pendapat Moon Kyung. Moon Kyung berpikir sejenak dan kemudian menyetujui operasi. Kemudian dokter Ahn juga sempat debat dengan KONOS dulu sampai akhirnya diputuskan jantung itu untuk Seung Min.


Ternyata masalah belum berhenti sampai di situ. Keadaan Seung Min tiba-tiba memburuk dan ada kemungkinan harus dioperasi dua kali. Dokter Ahn pun langsung mempercepat persiapan operasinya. (Tuh kan, kalo aja tadi nggak jadi nerima donor itu, nyawa Seung Min akan benar-benar terancam).
Di tempat lain, Mi Hee (adik Dal Hee) sedang sibuk melayani pengunjung restorannya. Kemudian dia terkejut karena kedatangan tamu yang tak lain adalah ibunya. Mi Hee panik (takut ibunya ketemu Dal Hee di RS). Rupanya ibu Dal Hee ke situ karena sedang sakit dan dapat surat rujukan dari dokter di desa agar berobat ke RS di kota.


Dokter Ahn bersiap berangkat ke RS tempat pendonor untuk mengambil jantungnya. Gun Wook menghentikannya sejenak untuk meminta agar dokter Ahn menyelamatkan Seung Min. dokter Ahn mengatakan bahwa Seung Min adalah pasiennya jadi nggak perlu diminta pun pasti dia selamatkan. Dokter Ahn juga membahas soal Gun Wook yang nggak mengakuinya sebagai anak lalu sadar bahwa dia nggak punya banyak waktu untuk bicara dan kemudian segera berlalu. Hal itu membuat Gun Wook marah dan bahkan hampir memukul dokter Ahn. Gun Wook mengurungkan niatnya karena ingat akan nasib Seung Min yang ada di tangan dokter Ahn.
 Hyun Bin marah-marah karena dokter yang seharusnya menemani dokter Ahn ke RS pendonor tiba-tiba nggak bisa. Dal Hee pun langsung menawarkan diri. Hyun Bin hanya bisa menghela nafas (bakal rame lagi nih… gitu kali pikirnya). Dokter Ahn sempat kesal saat melihat Dal Hee yang akan menemaninya tapi karena nggak ada pilihan lain, ya apa boleh buat.


Ambulans pun berangkat menuju tempat pendaratan helikopter (dikit-dikit helikopter ya…). Kemudian dokter Ahn dan Dal Hee pun berangkat menuju RS pendonor. Sementara itu di RS, Seung Min dibawa dari ruang ICU menuju ruang operasi. Karena nggak bisa lepas dari semua alat bantu dan injeksi obat-obatan yang ada, Seung Min harus diboyong ramai-ramai (liat di gambar deh). Min Woo memegang ambu bag, yang lain mendorong tempat tidur sekaligus mengawasi alat bantu dan injeksi. Di jalan, sempat ada satu injeksi obat yang lepas dan membuat panik karena jantung Seung Min mendadak drop. Tapi kemudian injeksi yang lepas tersebut kembali dapat dipasang (fiuuhhh… J).


Dokter Ahn dan Dal Hee tiba di RS pendonor lalu segera melakukan operasi pengambilan jantung pendonor (jantungnya yang diambil kelihatan nyata, sempet mikir juga itu jantung buatan atau jantung manusia asli ya yang dipake…).
Setelah selesai mengambil jantung pasien, dokter Ahn dan Dal Hee bersiap kembali ke RS tapi ternyata hujan deras sehingga nggak bisa naik helikopter. Dokter Ahn pun bergegas memanggil ambulans. Selama menunggu ambulans, Dal Hee bertemu dengan seseorang (suami pasien koma yang kecelakaan di ambulans bareng Dal Hee). Pria itu berkata bahwa istrinya meninggal hari ini dan menjadi pendonor. Setelah cerita kenapa akhirnya pria itu mengijinkan istrinya jadi pendonor, pria itu tanya kenapa Dal Hee di RS ini. Dal Hee yang menduga kalo jantung yang barusan dia ambil adalah punya istri pria ini hanya menjawab bahwa dia ada pasien di sini (entah kenapa dia nggak bilang aja kalo ini mungkin yang dia bawa jantung istri pria itu). Pria itu berterima kasih karena waktu itu nggak meninggalkan dia dan istrinya di ambulans. Tapi kemudian Dal Hee mengejar pria itu dan mengatakan bahwa sejujurnya dia hendak pergi tapi karena ambulansnya bergerak, dia batal pergi. Pria itu tersenyum lalu mengatakan bahwa dia dapat melihat dengan matanya kalo Dal Hee sebenernya ingin keluar atau tidak. Pria itu kemudian berpesan agar Dal Hee jadi dokter yang baik. Pria itu kemudian pergi.
Ambulans datang dan kemudian dokter Ahn menyuruh supir cepat-cepat karena kalo lewat 200 menit, jantung ini akan sia-sia. Ambulans pun ngebut dengan gila-gilaan. Sementara itu di RS, Seung Min pun tengah dioperasi untuk diambil jantungnya. Ji Hyuk mengabarkan bahwa operasi tengah dilakukan (dokter bagian bedah pada ngumpul nih).


Selanjutnya transplantasi jantung pun dilakukan. Ini terlihat bener-bener nyata. Mulai dari bentuk dan warna jantungnya terlihat hidup. Trus juga ketika bagaimana jantung yang asalnya berhenti (karena keluar dari tubuh kan), setelah dipicu (dipijet-pijet dan disetrum) lalu tiba-tiba berdenyut (denyutnya juga terlihat alami sekali).


Satu tahap telah dilewati karena berhasil membuat jantung berdenyut di dada Seung Min. tapi untuk memastikan Seung Min telah melewati masa kritis, dia harus mengeluarkan urin dahulu. Dokter Ahn, Dal Hee, Min Woo, dan Hyun Bin menunggui Seung Min sampai urinasi (pipis). Dari yang awalnya mereka berdiri, kemudian dokter Ahn duduk, lalu Dal Hee ikut duduk, selanjutnya Min Woo dan Hyun Bin malah ambil kursi buat duduk juga, sampai mereka semua kelelahan dan tertidur sambil duduk jongkok di samping Seung Min.


Dal Hee yang pertama terbangun dan kemudian menyadari bahwa Seung Min telah urinasi. Dia pun berteriak membangunkan yang lain. Dokter Ahn yang terbangun kemudian berteriak, “Sudah selesai!”. Hyun Bin dan Min Wook kemudian berpelukan dan Dal Hee lalu ikut berpelukan. Saking senangnya Dal Hee juga memeluk dokter Ahn tapi langsung disingkirkan ama dokter Ahn (hehehe…).


Atas keberhasilannya, dokter Ahn pun disambut dengan meriah oleh para dokter. Moon Kyung memeluk dokter Ahn lalu mengucapkan terima kasih. Gun Wook yang melihatnya hanya terdiam lalu keluar. Entah apa yang ada di pikirannya. Bisa rasa cemburu karena Moon Kyung memeluk dokter Ahn, bisa juga karena merasa bersalah sempat menolka operasi ini, atau bisa juga karena selama ini merasa tidak memiliki andil dalam menyelamatkan Seung Min.
Dal Hee yang melihat Gun Wook keluar ruangan langsung menyusulnya. Rupanya Gun Wook menjenguk Seung Min lalu ke ruangan rahasia. Dal Hee duduk di samping Gun Wook yang kemudian bertanya kenapa Dal Hee nggak minum bersama yang lain. Dal Hee bilang kalo dia nggak kuat minum (minuman keras maksudnya). Ketika minum, jantungnya akan berdetak sangat cepat karena jantungnya lemah. Dal Hee juga cerita kalo dari kecil dadanya sering sakit, tapi karena ibunya bilang itu nggak masalah makanya dia diam saja. Gun Wook hanya diam dan tatapannya menerawang. Dal Hee yang sadar akan hal itu lalu bertanya apa Gun Wook baik-baik saja. Gun Wook terkejut lalu berpandangan beberapa saat dengan Dal Hee dan kemudian berkata, “Tidak… aku pikir aku tidak baik-baik saja…”.
Dal Hee merasa simpati lalu memeluk Gun Wook untuk beberapa saat. Gun Wook mengucapkan terima kasih pada Dal Hee karena itu sangat membuatnya nyaman. Gun Wook lalu berkata bahwa dia merasa seperti sampah (kotoran sih sebenernya, tapi kayaknya lebih enak kalo diterjemahin sebagai sampah J). Tapi bagi Gun Wook yang terpenting adalah bahwa Seung Min terselamatkan. Dia merasa beruntung atas keselamatan Seung Min dan juga atas pelukan hangat dari Dal Hee (ngasih harapan nih Gun Wook… :P). Dal Hee kemudian mencium pipi Gun Wook dan ternyata di ujung ruangan Moon Kyung sedang berdiri menyaksikan kedua orang ini. (Sebenernya dilihat dari posisi mereka bertiga, agak aneh juga kalo Gun Wook nggak tau Moon Kyung berdiri di sana). Daaan… to be continued J.




Jumat, 18 Maret 2011

Surgeon Bong Dal Hee Episode 4


Dokter Ahn memeriksa pembuluh darah kaki pasien menggunakan utrasound dan ternyata benar terjadi DVT. Suara dokter Ahn langsung melunak (kayaknya karena agak malu udah marah-marah geje) dan memberi perintah agar menyiapkan ruangan operasi. Semua yang ada di situ hanya diam. Merasa diabaikan, dokter Ahn pun membentak mereka lagi, “Apa yang kalian lakukan? Cepat siapkan!” (masiiih aja marah-marah ni orang).


Dokter Ahn pergi dengan kesal (sampai-sampai neken tombol lift dengan kasar). Jae Bum terus-terusan meledek dokter Ahn di belakangnya. Dal Hee mengibaratkan dokter Ahn sebagai monyet nakal yang jatuh dari pohon (jadi sekali-sekali tu monyet perlu dapat pelajaran gitu J).
Pasien Jo A Ra (yang operasi pemotongan lambung), masih ditangani di ICU. Keadaannya benar-benar mengkhawatirkan karena sebagian besar arteri parunya tersumbat. Ketika dokter mengatakan hal itu pada suami pasien, tiba-tiba detak jantung pasien hilang. Dokter pun langsung menangani pasien. Jo A Ra yang memegang ambu bag untuk pasien, harap-harap cemas. Setelah 40 menit dokter berusaha memicu jantung pasien dan tetap gagal, pasien pun dinyatakan meninggal. Jo A Ra merasa sangat bersalah.


Di ruangan ganti, Gun Wook memikirkan pertanyaan Moon Kyung tentang apakah Gun Wook bersedia menjadi ayah di depan Seung Min. Ketika Gun Wook turun ke lobi, dia melihat Moon Kyung sedang ngobrol akrab dengan dokter Ahn. Gun Wook langsung menghampiri Moon Kyung dan bilang, “Kau bilang ingin jawaban cepat?”. Moon Kyung kaget karena Gun Wook tiba-tiba datang dan membicarakan masalah pribadi di depan orang lain. “Ya…”, jawab Moon Kyung. Lalu Gun Wook langsung mengatakan, “Sepertinya aku tidak bisa (jadi ayah Seung Min). Itu jawabanku”. Moon Kyung berusaha tetap tenang dan berkata, “Baik, aku mengerti”. Lalu Gun Wook pun berlalu. Dokter Ahn cuma bisa bengong ngeliatin mereka berdua seolah berkata, “Kalian ngomongin apa sih…??”.
Dal Hee dan teman-temannya membicarakan soal pasien Jo A Ra yang meninggal saat operasi. Tapi ketika Jo A Ra datang, dia kelihatan baik-baik saja dan bahkan makan dengan sangat lahap. Dal Hee bertanya apa A Ra baik-baik saja terkait dengan pasiennya yang baru meninggal. Jo A Ra balik bertanya, “Memang kenapa?”. Ji Hyuk juga bilang kalo suami pasien bahkan nggak menangis sedikit pun atas kematian istrinya. Jo A Ra lalu melanjutkan, “Ya, kenapa harus menangis. Suaminya nggak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya pengobatan dan bisa sekaligus menceraikan istrinya. Tentu suasana hatinya sangat baik”. Jo A Ra bercerita tentang masalah rumah tangga si pasien dengan biasa saja. Namun, rupanya sebenarnya dia terpukul atas kejadian itu dan sempat termenung di kamarnya.
Moon Kyung mengantar Seung Min ke sekolah sambil memikirkan penolakan Gun Wook sehingga suasana hatinya menjadi buruk. Seung Min yang tiba-tiba merasa kelelahan saat melewati jalan menanjak berteriak pada ibunya bahwa dia lelah (ibunya jalannya cepet jadi Seung Min ketinggalan di belakang). Tapi dasar suasana hati lagi nggak bagus, Moon Kyung malah memarahi Seung Min karena terlalu sering main video game jadinya kelelahan dan menyuruh Seung Min agar mempercepat langkahnya. Kemudian Seung Min tanya soal ayahnya yang nggak pernah nelpon (ni anak, udah tau mamanya lagi sewot malah nanya aneh-aneh). Moon Kyung langsung membentak Seung Min lalu menyeret Seung Min agar cepat jalan dan nggak nanya aneh-aneh lagi. Seung Min sekali lagi mengeluh lelah tapi Moon Kyung nggak peduli.
Moon Kyung makan bersama dokter Ahn. Mereka saling bernostalgia (mereka dulu sempet akrab di masa lalu). Moon Kyung juga cerita kalo dia udah cerai.
Dal Hee menuju tempat rahasianya untuk belajar. Tapi ketika menyalakan lampu, dia terkejut karena ternyata di ruangan itu ada Gun Wook. Rupanya itu juga tempat rahasia Gun Wook (jodoh amat). Gun Wook pun beranjak pergi dan membiarkan Dal Hee belajar. Tapi baru beberapa langkah pergi, Gun Wook berbalik dan menghampiri Dal Hee lalu seperti hendak memeluknya. Dal Hee langsung panik tapi rupanya Gun Wook hanya mengambil ponselnya yang tertinggal di tepi jendela (tapi kayaknya Gun Wook sengaja menggoda juga sih, kalo mau ambil ponsel kan nggak perlu pose kayak gitu :P).
Gun Wook kemudian bertanya apa Dal Hee yang memapahnya saat dia mabuk (yang waktu habis pesta para dokter bedah). Dal Hee mengiyakan. “Kau pasti sangat lelah waktu itu?”, tanya Gun Wook (ya iyalaaah…). “Tentu saja. Beberapa kali aku ingin meninggalkanmu begitu saja di jalanan tapi aku menahannya”, ucap Dal Hee jujur. Gun Wook memperhatikan bahwa Dal Hee berbicara padanya tanpa menatap matanya dan kemudian bertanya, “Kenapa kau tidak dapat menatap mataku?”. Dal Hee berpikir sejenak lalu berkata, “Aku merasa malu”, (ni orang polos amat ya…). Gun Wook tersenyum mendengar jawaban polos Dal Hee lalu berkata, “Apa kau tau, kau terlihat sangat lucu saat mengambil keputusan”. Dal Hee tampak terkejut (ehem…ehem… J) dan Gun Wook pun pergi.


Dal Hee kedatangan pasien kecelakaan. Setelah diperiksa, ternyata si pasien menderita pendarahan otak. Ketika dokter menyampaikan hal itu pada suami pasien, tiba-tiba UGD kedatangan seorang anak kecil yang tiba-tiba pingsan saat naik tangga.
Hyun Bin dan Jae Bum menangani pasien anak tersebut sampai Jae Bum merasa sepertinya pernah melihat anak itu. Guru si anak yang mengantar anak itu ke rumah sakit bilang kalo ibu anak itu memang bekerja di rumah sakit itu. Kemudian si anak yang ternyata Seung Min, bilang kalo ibunya bernama Jo Moon Kyung. Moon Kyung yang mendapat kabar mengenai Seung Min langsung panik dan lari menemui Seung Min.


Hyun Bin menyampaikan diagnosa kepada Moon Kyung bahwa Seung Min terkena DCMP (Dilated Cardiomyopathy [jantung jadi lemah dan membesar sehingga nggak memompa darah dengan baik]). Moon Kyung shock dan langsung meminta dokter Ahn yang menangani Seung Min.
Di tempat lain Jo A Ra berdebat dengan pasien bapak-bapak yang minta dokter pria untuk mengosongkan saluran kencingnya. A Ra marah-marah dan menganggap pasien nggak menghargainya. Jae Bum pun berusaha menghibur A Ra tapi A Ra malah marah dan bilang, “Apa menurutmu aku harus mengabulkan permintaan pasien itu (pasien yang akan dikosongkan saluran kencingnya) juga?!”. Jae Bum diam. “Kalo aku mau mengabulkan permintan pasien (pasien pemotongan lambung maksudnya), pasti dia nggak akan mati”, lanjut A Ra. Jae Bum cepat-cepat berkata, “Tentu aku tidak berpikir seperti itu…”. Tapi A Ra pergi begitu saja dengan tampang kesal. Rupanya si A Ra ini lagi sensitif gara-gara kematian pasien yang operasi pemotongan lambung.
Dokter Ahn memeriksa seberapa parah kondisi jantung Seung Min. Dia bilang bahwa Seung Min perlu donor jantung dan dia hanya punya waktu 6 bulan lebih atau bahkan bisa hanya 1-2 bulan. Dokter Ahn lalu menyarankan agar Moon Kyung memberitahu Gun Wook tapi Moon Kyung dengan nada tinggi berkata bahwa Gun Wook bukan ayah kandung Seung Min. Dokter Ahn tampak terkejut.
Kemudian ketika dokter Ahn bertemu dengan Gun Wook dan berdebat soal seorang pasien, dokter Ahn mengatakan agar daripada berdebat Gun Wook lebih baik mengunjungi Seung Min. Gun Wook kaget lalu langsung berlari menuju kamar rawat Seung Min.
Tapi di depan kamar Seung Min, Gun Wook bertemu Moon Kyung. Gun Wook bilang kenapa dia nggak dikasih tau dan kenapa Seung Min sampai bisa seperti ini. Moon Kyung mengatakan, “Kenapa aku harus bilang padamu? Kau sendiri yang menolak jadi ayahnya, jadi kenapa aku harus bilang?”. Moon Kyung pun menyuruh Gun Wook pergi sambil marah-marah pada Gun Wook soal penolakan Gun Wook yang malah disampaikan di depan orang lain (dokter Ahn). Gun Wook gagal menemui Seung Min.
Gun Wook pun langsung menemui dokter Ahn untuk mengetahui keadaan Seung Min sebenarnya. Dokter Ahn hanya menyuruh Gun Wook melihat EMR (Electronic Medical Record). Gun Wook berkata justru dia menemui dokter Ahn karena sudah melihat EMR Seung Min. Dokter Ahn dengan ketus berkata, “Kenapa kau ingin tau? Nggak penting kan?”. “Apa maksudmu?”, tanya Gun Wook. “Kau pasti lebih tau daripada aku”, jawab dokter Ahn. “Kau kan yang mengatakan dia bukan anakmu kemudian mengabaikannya. Lalu kenapa kau ingin tau…”, lanjut dokter Ahn yang kemudian menyuruh Gun Wook pergi.
Dokter Ahn berlalu tapi setelah beberapa langkah kemudian menoleh kembali pada Gun Wook dan berkata, “Hanya monster yang mengabaikan anak yang mereka besarkan, mengerti?!”. Gun Wook terkejut. Dokter Ahn lalu melanjutkan kata-katanya, “Apakah darah sebegitu pentingnya? Kau telah membesarkannya selama 6 tahun. Kau tak bisa melakukan ini bahkan jika kau memelihara anjing sekalipun”. Gun Wook marah lalu memukul dokter Ahn. “Beraninya kau membandingkan seorang anak dengan seekor anjing?!”, Gun Wook mengucapkannya lalu pergi.
Dal Hee mendengar tentang kabar Seung Min dari Jae Bum dan terlihat mengkhawatirkannya. Jo A Ra kesal dengan sikap Dal Hee tersebut. Menurutnya Dal Hee nggak ada urusan mengkhawatirkan Seung Min segala (yeee… biarin napa…).
Pasien Dal Hee yang kecelakaan dan mengalami pendarahan otak ternyata mengalami mati otak alias koma (jantung tetep berdenyut tapi otaknya udah nggak berfungsi, jadi hidupnya cuma tergantung alat) setelah operasi.  Karena alat bantu perlu maintenance, rata-rata jantungnya akan berhenti tiap dua minggu sekali, sehingga dokter bertanya pada suami pasien apakah ada kemungkinan pasien mendonorkan organnya. Tapi si suami malah marah-marah pada dokter.
Gun Wook menyendiri di auditorium. Dia memikirkan kata-kata Moon Kyung ketika melarangnya menemui Seung Min. Gun Wook juga mengingat kenangan-kenangan manis bersama Seung Min dan Moon Kyung.
Dal Hee menjenguk Seung Min yang sedang Tidur di kamarnya. Tiba-tiba ada panggilan untuk Dal Hee dan membuat Seung Min terbangun. Dal Hee kemudian memperkenalkan diri dan selanjutnya menghibur Seung Min dengan menari-nari (nggak tau itu tari apaan). Seung Min tertawa terbahak-bahak (wuaduh… kalo ampe gara-gara ketawa jantungnya kumat, Dal Hee pasti habis disemprot Moon Kyung).


 Dokter Ahn bertanya pada Hyun Bin apa tidak ada dokter lain selain Dal Hee yang bisa menjadi asisten operasinya. Hyun Bin mengatakan sudah tidak ada lagi dan Min Woo sedang sakit radang usus akut. Dokter Ahn menghela nafas lalu berkata, “Lupakan, aku akan melakukannya sendiri” (Sombooong…). Kemudian Dal Hee memohon agar diijinkan jadi asisten operasi dokter Ahn dan berjanji akan bekerja keras. Hyun Bin pun ikut membujuk dokter Ahn dengan mengatakan bahwa nggak ada lagi yang bisa membantu, Hyun Bin sendiri ada jadwal operasi. Dokter Ahn kemudian mengetes Dal Hee dengan bertanya apa itu PA (Pulmonary Atresia). Dal Hee baru sedikit menjelaskan apa itu PA kemudian dokter Ahn tiba-tiba langsung menyuruh Dal Hee menyiapkan operasi Min Ji (Seorang bayi nih…) termasuk surat ijin orang tuanya. Dal Hee girang dan langsung menyiapkan operasi.


Dal Hee kemudian menemui dokter Ahn di ruangannya dan mengatakan bahwa ibu Min Ji menghilang dan juga tidak menjawab telponnya. Suster juga berkata bahwa bisa jadi ibu Min Ji melarikan diri. Dokter Ahn ingat bahwa dia baru saja bertemu ibu Min Ji di lift dan kemudian langsung berlari mengejar ibu Min Ji. Dal Hee yang kaget refleks ikut berlari.


Ibu Min Ji berhasil ditemukan dan akhirnya dibawa kembali ke RS. Rupanya ibu Min Ji ini single parent dan nggak mampu bayar biaya operasi makanya kabur. Ibu Min Ji akhirnya minta surat agar dia bisa lepas tanggung jawab atas Min Ji (biaya ditanggung, tapi Ibu Min Ji nggak berhak lagi atas Min Ji, semacam itulah).
Dokter Ahn kemudian bercerita bahwa ada seseorang yang melahirkan bayi prematur yang bahkan lebih muda dari Min Ji. Beratnya hanya 1,7 kg dan paru-parunya belum terbentuk sempurna. Ibunya langsung lepas tanggung jawab (seperti yang dilakukan ibu Min Ji). Kemudian si bayi selama 3 bulan ada dalam inkubator dan akhirnya tumbuh sehat seperti anak-anak normal lainnya. Bayi itupun dikirim ke panti asuhan. Lalu ibu Min Ji bertanya apa bayi itu bertahan dan bagaimana kabar bayi itu sekarang. Dokter Ahn menjawab bayi itu bertahan dan bahkan kini telah menjadi dokter di sebuah RS (dokter Ahn cerita tentang dirinya sendiri).
Profesor Suh menegur Profesor Lee di jalan dan kemudian membicarakan Seung Min yang kena masalah jantung. Profesor Suh menggunakan kesempatan itu untuk mengatakan bahwa karena itu mereka harus secepatnya membangun klinik pusat penyakit jantung (pinter juga ni orang nyari kesempatan J). Profesor Lee terlihat kesal dengan kata-kata Profesor Suh.
Seorang pasien kecelakaan datang. Sepertinya dia mengalami pendarahan dalam dan juga patah tulang kaki. Pasien minta agar kakinya dioperasi terlebih dahulu karena impiannya adalah menjadi balerina. Dal Hee dan A Ra mendatangi semua ahli tulang tapi semua sedang sibuk operasi. Dal Hee dan A Ra khawatir apabila terlalu lama, otot kaki pasien keburu mati. A Ra dan Dal Hee kemudian berinisiatif menemui Gun Wook (dia yang mengoperasi perut pasien) dan meminta Gun Wook juga mengoperasi kaki pasien. Setelah sedikit berdebat, Gun Wook setuju dan akhirnya pasien terselamatkan (ini operasinya juga serem, pake bor segala, hiii… ngilu).

Gun Wook mencoba lagi untuk bertemu dengan Seung Min. Moon Kyung tetap menghadangnya tapi karena Seung Min terlanjur mendengar suara Gun Wook, Moon Kyung terpaksa mengijinkannya masuk. Gun Wook pun kangen-kangenan ama Seung Min (masih sayang koq ya pake bilang nggak mau jadi ayahnya segala…).
Kemudian suatu hari kondisi Seung Min memburuk. Dokter Ahn bahkan menyatakan bahwa dalam kondisi seperti ini, Seung Min hanya bisa bertahan tak lebih dari satu bulan. Saking gawatnya, Seung Min akan jadi daftar teratas dalam daftar penerima donor jantung. Tapi Moon Kyung malah histeris dan marah-marah pada dokter Ahn. Dia bahkan bilang bahwa percuma orang-orang menyebut dokter Ahn jenius. Gun Wook juga kena semprot karena Moon Kyung menganggap dia tak seharusnya di sini dan ikut campur. Moon Kyung juga bilang kalo sampai terjadi apa-apa pada Seung Min, Moon Kyung tidak akan memaafkan Gun Wook.
Setelah tenang, Moon Kyung minta maaf atas kata-kata kasarnya pada dokter Ahn. Moon Kyung kemudian bertanya kriteria pendonor seperti apa yang bisa jadi donor untuk Seung Min. Dokter Ahn menjawab bahwa yang usianya sampai 6 tahun lebih tua dari Seung Min bisa jadi pendonor. Kemudian Moon Kyung meminta dokter Ahn membujuk ibu seorang pasien anak-anak (13 tahun) yang sedang koma agar mau mendonorkan jantungnya pada Seung Min.
Sementara itu, Dal Hee harus mengantar pasien koma (yang suaminya marah-marah waktu ditawari donor) ke RS lain pake ambulans. Dal Hee bertugas memegang ambu bag karena pasien nggak bisa bernafas tanpa alat bantu. Suami pasien terlihat pasrah melihat istrinya sambil menggenggam tangannya. Dal Hee hanya bisa melihat pasien dengan penuh simpati dan kemudian ambulans pun berangkat…

      
         And to be continued again...

Rabu, 16 Maret 2011

Surgeon Bong Dal Hee Episode 3


Episode 3 ini diawali dengan sedikit flashback cerita bagaimana pasien yang diduga selulit akhirnya bisa sampai dibawa ke ruang operasi oleh dokter Ahn. Saat dokter Lee (Gun Wook) datang ke ruang operasi dan menyuruh dokter Ahn berhenti, dokter Ahn malah cuek dan langsung aja mengiris kulit pasien.
Dokter Lee tidak tinggal diam, dia membentak dokter Ahn lagi agar berhenti dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dulu. Dokter Ahn meletakkan pisaunya dengan kesal dan akhirnya berdebat dengan dokter Lee (woei ni ruang operasi! kulitnya udah kebuka tuh, masih sempet-sempetnya diskusi…). Akhirnya dokter Ahn mengalah dan mengijinkan pasien dites di laboratorium dulu (dengan membiarkan kulitnya tetap terbuka dan semuanya stay di ruang operasi). Kalo menurutku sih, dokter Ahn dan dokter Lee sama-sama salah. Dokter Ahn seenaknya aja ambil pasien orang trus main bawa pasien ke ruang operasi tanpa tes lab dulu. Dokter Lee juga salah karena bertindak lambat dan terlalu hati-hati.
Cara tes labnya juga ditunjukin. Seperti yang sebelumnya kubilang, drama ini emang detail banget. Aku sebenernya penasaran gimana cara mereka bikin drama ini. Sewa rumah sakit atau gimana gitu… soalnya kalo studio koq kayaknya detail banget…
Setelah menunggu beberapa saat, hasil lab keluar dan menyatakan bahwa pasien positif Necrotizing Fasciitis. Dokter Lee pun dengan besar hati mengakui kesalahannya dan bahkan meminta dokter Ahn mengoperasi dengan baik serta menghindari amputasi. Tapi dasar dokter Ahn jutek, dia malah bilang, “Kau membuang-buang waktu membicarakan soal prinsip dan sekarang kau cemas?”. Dokter Lee hanya diam. “Bahkan ketika pasien sekarat kau tetap akan menunggu surat ijin keluar? Kau akan meletakkan pena di tangan si pasien dan menyuruhnya tanda tangan dulu, ya kan?”. Dokter Lee tetap sabar dan hanya berkata, “Aku meminta sekali lagi, tolong jangan lakukan amputasi…”. (Sabar banget ni orang, tonjok aja langsung bang… :P).
Akhirnya dokter Lee pergi meninggalkan ruang operasi dan memonitor jalannya operasi dari ruang sebelah. Dal Hee yang juga keluar ruangan disemprot habis-habisan oleh Jo A Ra karena dianggap cari muka di hadapan dokter Ahn. Ji Hyuk juga nongol dan ikutan nyemprot Dal Hee. Cuma Jae Bum yang nggak marah-marah. Dia bahkan memuji Dal Hee karena akhirnya pasiennya selamat.
Dal Hee datang untuk memeriksa Dong Gun. Ternyata di kamar Dong Gun ada dokter Jo (setelah ini kusebut Moon Kyung aja lah ya, ntar ketuker ama dokter Jo A Ra). Moon Kyung sedang berdebat dengan Dong Gun yang menolak operasi. Dong Gun lalu bilang dia mendengar dari para suster kalo Moon Kyung cerai ama suaminya gara-gara selingkuh dengan pria lain (ckckck… ni bocah… memanfaatkan kelemahan orang lain…). Moon Kyung berusaha sabar dan bilang kalo dia emang cerai tapi bukan karena orang ketiga lalu pergi.
Dal Hee lalu memeriksa Dong Gun dan ketika menunduk, Dong Gun melihat ada sesuatu yang aneh pada dada Dal Hee. Dong Gun meminta Dal Hee menunjukkannya. Dal Hee pun menunjukkannya dan menceritakan bahwa dirinya pernah operasi jantung dua kali. Pertama karena jantungnya berlubang dan kedua karena katup jantungnya bermasalah. Hal itu digunakan Dal Hee sebagai peluang untuk membujuk Dong Gun agar mau operasi dan ternyata berhasil J.
Selanjutnya diadakan konferensi untuk membahas kasus-kasus yang sukses (kalo yang sebelumnya kan membahas kasus gagal). Operasi yang dianggap paling sukses adalah kasus pasien Necrotizing Fasciitis. Bagian bedah dada pun langsung bangga dan mendapat applause. Sementara bagian bedah memandang dengan sinis dan tepuk tangan dengan ogah-ogahan.
Dokter Lee duduk termenung di auditorium sambil memutar piringan hitam. Entah memikirkan masalah rumah sakit atau masalahnya dengan sang mantan istri. Tempat ini jadi tempat dokter menyendiri dikala suntuk.
Kemudian tiba-tiba Moon Kyung datang dan mengajak dokter Lee bicara. Dokter Lee hanya diam saja tak acuh pada Moon Kyung. Kesal dicuekin, Moon Kyung menghentikan piringan hitam dan itu membuat dokter Lee marah lalu beranjak pergi. Moon Kyung menghentikan dokter Lee dan akhirnya mereka bertengkar. Dalam pertengkaran itu juga disebutkan bahwa Seung Min bukan anak kandung dokter Lee dan Moon Kyung sudah mengandungnya sebelum mereka menikah.
Rupanya Dal Hee ada di depan pintu dan mendengarkan pembicaraan mereka. Hal itu membuat Moon Kyung marah dan menyuruh Dal Hee pergi. Tapi dokter Lee malah membentak Moon Kyung dan mengatakan bahwa dialah yang meminta Dal Hee kemari. Takut memperkeruh masalah, Dal Hee pun menyingkir dari tempat itu.
Kemudian para dokter bagian bedah mengadakan pesta makan malam (ternyata dokter sempet party juga ya…?). Dal Hee sempat memandang dokter Lee dengan penuh rasa ingin tau tapi ketika dokter Lee kembali memandangnya, Dal Hee langsung panik memalingkan matanya.
Profesor Lee (kepala bagian bedah), kemudian menanyai para dokter tahun pertama alasan mereka memilih menjadi dokter bedah. Jo A Ra menjawab, “Aku suka bagaimana ketika di ruang operasi kita dituntut untuk konsentrasi 100%”. Jawaban itu membuat Profesor Lee senang. Kemudian Jae Bum menjawab, “Karena aku ditolak dari bagian kulit”. Ternyata jawaban itu juga membuat Profesor Lee senang karena dia jujur. Selanjutnya giliran Dal Hee yang menjawab, “Aku ingin menjadi dokter spesialis jantung untuk anak-anak…”. Profesor Lee terlihat agak bingung (pengen jadi ahli jantung koq ada di sini [bag. Bedah] gitu pikirnya…) lalu seorang dokter senior mengatakan bahwa Dal Hee adalah dokter bagian bedah dada yang lagi rotasi di sini. Profesor Lee langsung memalingkan muka dan bertanya pada dokter di sebelah Dal Hee (padahal kan belum selesai ngomongnya… segitu antinya ya ama bagian bedah dada?).
Kemudian ketika para dokter sudah mabuk, dokter Lee meninggalkan tempat pesta. Dal Hee yang melihatnya lalu mengikutinya. Dia sebenarnya hendak minta maaf soal kasus Necrotizing Fasciitis (makanya kemaren nyari dokter Lee sampe ke auditorium segala). Akhirnya mereka berdua malah mampir di sebuah restoran (atau kafe gitu mungkin ya…) dan ngobrol.
Dokter Lee membicarakan masalah rumah tangganya pada Dal Hee. Dal Hee pun menceritakan tentang mantan pacarnya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Mereka curhat-curhatan soal mantan nih ceritanya… J.
Pulang dari resto, dokter Lee malah mabuk dan Dal Hee terpaksa memapahnya. Kebayang dong gimana pontang-pantingnya Dal Hee secara dia kurus gitu harus memapah dokter Lee yang berbadan tegap. Ketika sampai di depan ruangan dokter Lee, Dal Hee menyandarkan dokter Lee di dinding untuk mencari kunci kamar. Tapi dasar udah mabuk berat, dokter Lee malah roboh ke arah Dal Hee melulu. Kemudian tiba-tiba dokter Ahn keluar dari ruangannya (di sebelah ruangan dokter Lee) dan melihat Dal Hee dan dokter Lee dengan tatapan sejuta arti lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja (mbok dibantuin, Dal Hee pontang-panting gitu… L). Entah apa yang ada di pikiran dokter Ahn, mengira mereka sedang berpelukan atau emang tau kalo dokter Lee mabuk tapi karena emang anti ama dua orang itu jadi dokter Ahn cuek aja.
Keesokan paginya, ada panggilan darurat dan kemudian Dal Hee bergegas menuju ruang gawat darurat. Rupanya dokter Ahn sedang memicu jantung seorang pasien. Dokter Ahn terlihat lelah dan Dal Hee menawarkan diri tapi dicuekin (entah karena kejadian semalam atau bukan). Kemudian Min Woo datang dan dokter Ahn langsung menyuruh Min Woo menggantikannya (huh… diskriminasi tuh…).
Selesai menangani pasien, Dal Hee menemui dokter Ahn dan minta diberi kesempatan. Dia tau dirinya pernah bebuat salah dan oleh karenanya mohon agar diberi kesempatan berlatih untuk memperbaiki diri. Dokter Ahn diem aja dan langsung pergi (ga sopan lagi). Dal Hee pantang menyerah sampai akhirnya mendatangi kamar dokter Ahn (mana orangnya lagi ganti baju pula, ga sopan sih, tapi ga papa deh biar impas ga sopannya J). Bagaimana hasilnya? Tentu saja Dal Hee diusir dari kamar dokter Ahn J.
Jo A Ra menemui pasiennya yang akan melalukan operasi pemotongan lambung dengan tujuan untuk menurunkan berat badan (serem amat…). Si pasien meminta Jo A Ra membatalkan operasinya karena pasien merasa takut. Jadi, si pasien ini ibu-ibu yang gemuk (menurutku gemuknya nggak parah-parah amat koq) dan disuruh ama suaminya melakukan operasi ini supaya langsing. Si pasien nggak berani nolak karena takut dicerai (suaminya udah punya wanita lain pula). Nah kalo dokternya yang mbatalin operasi kan berarti bukan dia yang bikin operasinya gagal. Tapi Jo A Ra menolak dengan tegas. Dia bilang, kalo emang mau batal operasi, berundinglah dengan suami, jangan dengan cara seperti itu.
Kemudian ada seorang pasien gawat darurat yang datang. Rupanya dia mencoba bunuh diri dengan minum obat. Setelah Dal Hee dan Jae Bum memberikan pertolongan dengan metode Ivor Lewis (semacam mengambil bagian kerongkongan gitu kayaknya), si pasien selamat dari maut. Orang yang membawa pasien ke rumah sakit mengatakan bahwa si pasien bunuh diri karena punya hutang 5 juta won. Dal Hee bilang bahwa si pasien harus dioperasi dan Jae Bum bilang bahwa biayanya sekitar 2,5 juta won. Dal Hee berbisik pada Jae Bum gimana kalo kita hilangkan kata ‘bunuh diri’ pada rekam medis pasien agar pasien mendapat asuransi sehingga bisa membayar hutangnya. Jae Bum langsung menolak. Dia ingin hidup tenang sebagai seorang dokter, jadi jangan memintanya melakukan itu.
Dal Hee terdiam di depan komputer saat menulis rekam medis pasien yang bunuh diri tersebut. Setelah celingak-celinguk, Dal Hee sempat menghapus kata ‘bunuh diri’ di rekam medis pasien. Tapi kemudian tiba-tiba Jo A Ra datang dan mengagetkan Dal Hee. Dal Hee sempat panik tapi untungnya nggak ketahuan. Karena takut, Dal Hee pun menuliskan kembali kata ‘bunuh diri’ yang sebelumnya dia hapus. (Jadi dokter itu emang dilema antara logika dan hati, hati kita bisa aja mau menyelamatkan semua orang, tapi mau ga mau harus make logika biar semuanya berjalan benar).
Ternyata terjadi kesalahan saat melakukan metode Ivor Lewis. Arteri lambung dari si pasien rupanya bocor. Dal Hee lagi-lagi kena semprot dokter Ahn karena kelalaiannya itu (udah berapa kali coba disemprot?).
Kemudian Moon Kyung menemui Gun Wook dan kembali bertengkar. Moon Kyung meninta Gun Wook memikirkan apakah dia mau menjadi ayah bagi Seung Min. Menurutku sih hubungan kedua orang ini rumit ya. Waktu Moon Kyung nggak nyadar kalo Seung Min bukan anak kandung Gun Wook aja udah terasa aneh buatku. Trus si Gun Wook juga kan sebenernya sayang ama Moon Kyung dan Seung Min, terus kenapa mesti ribet cerai dan perang dingin segala sih. Seringkali ketika nonton ulang drama ini aku skip adegan ‘bertele-tele’ kedua orang ini J. Apa mungkin karena aku belum berumah tangga jadi ga paham ya?? :P
Trus Dal Hee menunggui pasien bunuh dirinya sampai sadar. Saat sadar, si pasien tanya kenapa dokter menyelamatkan nyawanya, seharusnya dia dibiarkan mati. Lalu Dal Hee bilang kalo sebenarnya saat operasi nyawanya sempat terancam tapi kemudian organ yang tampak mati tiba-tiba kembali hidup dan dia selamat. Itu artinya tubuh pasien sendiri yang menyelamatkan diri karena ingin hidup, bukan karena diselamatkan dokter (tapi kalo nggak ada dokter yang berusaha menyelamatkan juga tu pasien mati dong pastinya…).
Setelah itu, 4 sekawan (Dal Hee, A Ra, Jae Bum, dan Min Woo) melepas lelah di tangga. Mereka bilang ingin makan mie dan Dal Hee mengajak teman-temannya ke restoran adiknya. Di sinilah pertama kali Jae Bum dkk bertemu dengan Mi Hee (adik Dal Hee).
Kemudian hari operasi bagi pasien Jo A Ra yang hendak memotong lambung pun tiba. Untuk terakhir kalinya si pasien memohon agar operasi dibatalkan tapi Jo A Ra tetap pada pendiriannya (kalo mau batal ya silakan, jangan suruh dokter bohong dong, bu…). Akhirnya si pasien pun masuk ruang operasi. Saat operasi ternyata terjadi Pulmonary Embolism (penyumbatan pembuluh darah paru-paru) sehingga kondisi pasien langsung drop. Operasi dihentikan dan pasien harus dibawa ke ICU. Jo A Ra terlihat cemas dan mulai merasa bersalah.
Dal Hee dan Jae Bum menghampiri pasien yang sedang ditangani dokter Ahn, Hyun Bin, dan Min Woo. Dokter Ahn tanya kenapa pasien ini bisa sampai kehilangan detak jantung. Hyun Bin lalu mengecek rekam medis pasien dan mengetahui bahwa pasien baru saja diberi vitamin K oleh Min Woo. Dokter Ahn marah-marah, karena pasien yang tidur dengan baik-baik saja kemudian PT (Prothrombin Time [waktu pembekuan darah])-nya rendah lalu Min Woo malah meresepkan vitamin K. Vitamin K menyebabkan penggumpalan darah sehingga berakibat fatal bagi pasien. Mungkin maksudnya kalo PT-nya rendah, sedangkan pasiennya dalam keadaan tidur (nggak banyak gerak), jangan kasih vitamin K ntar bikin aliran darah nggak lancar trus terjadi penyumbatan pembuluh darah.
Dokter Ahn pun marah dan memaki-maki Min Woo. Dia juga menyuruh Min Woo berhenti jadi dokter (kalo semua orang disuruh berhenti jadi dokter, sapa yang nolongin pasien? :P). Kemarahan dokter Ahn terhenti karena detak jantung pasien mendadak tidak stabil. Dokter Ahn pun mencoba membuat jantung pasien stabil. Min Woo hanya bisa diam melihat dengan harap-harap cemas seolah berkata kalo pasien ini meninggal, habislah aku.
Dal Hee dan Jae Bum mencoba mencari tau apa yang terjadi. Vitamin K yang diberikan hanya pada dosis kecil jadi aneh kalo bisa berakibat fatal. Dal Hee kemudian ingat ketika sebelumnya menunggu pasiennya sadar (pasien yang mencoba bunuh diri dengan minum obat), pasien ini sedang ditunggui istrinya dan istrinya bicara pada suaminya mengenai kecemasannya pada sang suami yang operasi besar padahal baru saja melakukan perjalanan panjang (10 jam di pesawat).
Kemudian setelah jantung pasien kembali stabil, dokter Ahn bersiap kembali memarahi Min Woo tapi kemudian Dal Hee menyela dengan mengatakan bahwa itu bukan karena vitamin K. Dia bercerita tentang si pasien yang baru saja menempuh perjalanan panjang sebelum operasi sehingga kemunginan memiliki DVT (Deep Vein Thrombosis [penggumpalan darah pada vena dalam, biasanya  pada kaki bawah]). Dal Hee pun menyodorkan alat pada dokter Ahn untuk memeriksa adanya DVT pada kaki pasien. Dengan tatapan sinis, dokter Ahn berkata, “Apa?!”.
To be continued.... ^.^v

Minggu, 13 Maret 2011

Surgeon Bong Dal Hee Episode 2


Dal Hee duduk termenung sambil meratapi kesalahannya. Terbayang-bayang juga saat keluarga pasien memarahinya habis-habisan karena memnbiarkan pasien pergi begitu saja tanpa penanganan serius (Woei, pak, bu, pasien sendiri kan yang marah-marah minta langsung dikasih obat… L). Dokter Park (Jae Bum) datang untuk menenangkan keluarga korban yang marah-marah pada Dal Hee, dokter Ahn (Jong Geun) sendiri malah berdiri dan membiarkan saja Dal Hee disemprot habis-habisan (hmmmphh… ni orang….).
Di tengah-tengah ratapannya, tiba-tiba ponsel Dal Hee berbunyi mengabarkan sesuatu yang gawat. Ternyata Dong Gun pendarahan hebat sampai tak sadarkan diri. Dal Hee pun langsung panik menuju ruang gawat darurat.
Dal Hee kebingungan kenapa Dong Gun sampai pendarahan. Moon Kyung memarahinya habis-habisan karena Dal Hee bahkan nggak tau kalo orang kena kanker stadium akhir itu nggak boleh makan yang keras-keras (ini malah dikasih ubi rebus gede-gede ckckck…). Gun Wook hanya melihat dari jauh ketika Moon Kyung memarahi Dal Hee. Gun Wook nggak membela Dal Hee karena emang dia salah tapi juga nggak memarahi Dal Hee (karena terbayang-bayang gambar Winnie The Pooh somewhere mungkin ya… J).
Sementara itu teman-teman Dal Hee membicarakannya. Jae Bum bilang kalo Dal Hee hanya kurang beruntung saja (yap betul itu, dapet pasien bawel yang kelihatan hanya sakit maag dan akhirnya mati karena kesalahannya sendiri serta mana ada yang mengira kalau makan ubi bisa bikin pendarahan hebat).
Selanjutnya digelar konferensi kematian. Konferensi ini digelar secara berkala untuk melaporkan kematian pasien yang terjadi di rumah sakit dan tujuannya sebagai pelajaran agar lain waktu para dokter dapat menghindari terjadinya kesalahan serupa. Selain itu juga sebagai diskusi kasus kematian yang terjadi. Tapi kalo menurutku konferensi ini lebih mirip sidang pertanggungjawaban deh, soalnya serem…
Kasus pertama yang disidangkan adalah kasus kematian Lee Chang Ho (pasien Dal Hee yang nggak mau diperiksa dan langsung minta obat aja). Dal Hee pun maju ke depan dan menceritakan kejadian perkaranya. Tapi tiba-tiba dokter Ahn menyela dan bilang bahwa presentasinya membosankan dan nggak fokus pada masalah. Dokter Ahn pun langsung nyemprot Dal Hee dan bilang bahwa dialah yang salah karena membiarkan pasien itu mati.
Dal Hee pun langsung permisi untuk meninggalkan konferensi dan berlari ke kamar kecil. Dia sangat shock. Dal Hee menangis tersedu-sedu dan menyalahkan dirinya sendiri. Dia menganggap dirinya tak berguna karena membuat seseorang mati dan seorang lagi sempat kritis.
Selanjutnya Profesor Lee (kepala bagian bedah) sedang membahas gedung baru di rumah sakit dengan keponakannya, Gun Wook. Dia ingin gedung itu jadi pusat kanker. Sebaliknya, di tempat lain, Profesor Suh (kepala bagian bedah dada), membahas tentang keinginannya agar gedung baru dijadikan pusat penyakit jantung dengan dokter Ahn. Dua orang ini saingan gitu ceritanya…
Terjadi kecelakaan yang menyebabkan tiga pasien berturut-turut dibawa ke UGD. Hyun Bin (senior Dal Hee di bagian bedah dada), membagi tugas para dokter untuk menangani pasien-pasien tersebut. Dal Hee dan Min Woo kebagian pasien ketiga.
Dal Hee agak cemas ketika menangani pasien kecelakaan tersebut. Saat akan memasang intubasi (untuk nafas buatan), dia menjatuhkannya. Tangan Dal Hee juga mendadak gemetar. Akhirnya Min Woo yang melakukan intubasi karena Dal Hee terlihat nggak siap.
Kemudian detak jantung pasien mendadak nggak normal dan Min Woo langsung berupaya menormalkannya kembali. Kejadian itu membuat Dal Hee teringat akan pasien Lee Chang Ho dan sempat membuatnya trauma. Tapi akhirnya Dal Hee bisa menguasai diri dan akhirnya menyelamatkan si pasien.
Jo A Ra menemui Gun Wook dan minta ijin agar dapat ikut operasi yang dilakukan Gun Wook. A Ra memamerkan kemampuannya dan membuat Gun Wook kagum dan akhirnya diijinkan ikut operasinya. Gun Wook tanya siapa namanya. “Jo A Ra”. Lalu Gun Wook berkata, “Namamu bagus, tapi kenapa nama keluargamu harus ‘Jo’…”. A Ra cuma bengong karena ga paham. (Hehehe… mantan istri Gun Wook kan ‘Jo’ juga…).
Saat hendak masuk ke dalam lift, Gun Wook menghampiri dal Hee. Dia mengatakan bahwa Dal Hee lebih tegar dari dugaannya. Gun Wook membayangkan kalo Dal Hee bakal menangis dan meluapkan kemarahan atau bahkan mencoba bunuh diri (iya bener, Dal Hee ni tahan banting banget ya…). Gun Wook lalu berkata bahwa dokter bedah adalah satu-satunya orang yang bahagia menggunakan pisau pada manusia. Nyawa seseorang ada di tangan dokter, oleh karenanya kita harus menangani pasien dengan 100% sempurna. Gun Wook juga minta Dal Hee introspeksi diri terhadap kesalahan-kesalahannya. Dal Hee pun mendengarkannya dengan serius sampai… lift terbuka dan Gun Wook keluar lalu berkata, “Apa kau mengenakan celana Winnie The Pooh hari ini?”. “Apa?”, Dal Hee kaget. “Kalau saja kau mengatakan berapa ukuranmu, aku akan membelikanmu satu set sebagai hadiah penyemangat”, Gun Wook tersenyum menggoda dan Dal Hee pun langsung merasa malu abis.
Dal Hee menangani pasien-pasiennya dan seorang pasien harus dipasangi C-line. Karena baru pertama kali, Dal Hee nggak melakukannya dengan mulus. Dia ragu-ragu saat menusukkan jarum ke dada pasien. Jarumnya ditusuk kemudian ditarik, ditusuk lagi lalu ditarik lagi (sereeem…). Dokter Ahn yang melihatnya langsung menyuruh Dal Hee minggir dan mengambil alih pasien (ga sopan…). Lalu hasil check up pasien yang kejang-kejang keluar dan Dal Hee membacanya. Rupanya itu kejang yang normal dan meminta para suster hanya menunggu saja. Kemudian dokter Ahn datang lagi (ni orang ngintilin Dal Hee melulu yak…). Dal hee harap-harap cemas karena kejang pasien nggak reda-reda padahal ada dokter Ahn yang memandangnya dengan penuh curiga. Dokter Ahn pun langsung tanya-tanya ama Dal Hee dan kemudian kejang pasien berhenti. Dal Hee selamat dari semprotan dokter Ahn.
Dokter Ahn kemudian pergi dan Dal Hee mengejarnya. Dia mengucapkan salam kepada dokter Ahn dan berjanji akan bekerja lebih giat untuk menebus kesalahannya. Tapi dokter Ahn lagi-lagi ketus dan bilang, “Bukankah aku sudah pernah bilang agar kau nggak jadi dokter”. “Gimana rasanya membunuh orang?”. Dal Hee hanya diam. “Masih mau melakukannya?”. Dal Hee tetap diam. “Kalo nggak, lupakan untuk menjadi dokter”. “Perbedaan antara dokter bedah dan tukang daging hanyalah di atas kertas. Ketika dia menyelamatkan seseorang dengan pisaunya, dia adalah dokter bedah, dan apabila sebaliknya, dia adalah tukang daging. Tapi peluangmu untuk menjadi tukang daging adalah 99,9%. Kau bahkan membunuh orang tanpa pisau”. Dal Hee hanya diam dan matanya berkaca-kaca (ya iyalah… itu kata-kata pedes banget, masih bisa berdiri aja udah hebat).

Dokter Park, Min Woo, dan seorang dokter lagi bersiap untuk tidur karena sangat kelelahan. Tapi ketika dokter Ahn masuk ke kamar untuk beristirahat juga, mereka bertiga malah langsung melompat dari tempat tidur dan berbaris di hadapan dokter Ahn. Dokter Ahn lalu berkata “Apa kalian baru selesai wajib militer?” (habis mereka kayak kedatangan komandan gitu…). Min Woo menjawab “Ya!”, lalu mereka bertiga berhamburan keluar kamar. (Apa iya mereka habis wamil?). Dokter Ahn Cuma terbengong-bengong.
Dokter Jo Moon Kyung pulang ke rumah dan anaknya, Seung Min bertanya kenapa ayahnya nggak pulang-pulang (kayak Bang Toyib aja…). Moon Kyung rupanya bilang kalo ayahnya pergi ke Amerika tapi ketika Seung Min telpon neneknya (ibu Gun Wook), neneknya bilang Gun Wook sudah kembali. Moon Kyung pun ngeles dengan bilang ayahnya masih sibuk. Seung Min pun percaya (ni bocah lucu bangeeet… J).
Moon Kyung pun menemui Gun Wook dan berkata bahwa Seung Min mencari ayahnya, dia tau kalo Gun Wook telah kembali dari Amerika dan mengatakan bahwa ayahnya segera kembali. Gun Wook lalu dengan sinis berkata, “Siapa yang dia cari?”. Moon Kyung pun terdiam dia tak mampu menjawab. (Gun Wook seolah berkata “Ayahnya bukan gue kaleee…”).
Dong Gun telah sadar dan Dal Hee langsung berlari menemuinya. Tapi tetep aja ni bocah nggak mau dioperasi. (Bandel amat yak…). Lalu Dal Hee, Jae Bum, dan A Ra dipandu oleh Gun Wook mengunjungi seorang pasien untuk diperiksa. Pasien ini didiagnosa selulit di pahanya. (Selulit koq serem gitu ya… lebih mirip lebam). Dal Hee yang merasa pernah mendapat pasien serupa menduga si pasien terkena Necrotizing Fasciitis (semacam infeksi pada otot gitu kayaknya… dan itu berbahaya karena bisa menyebabkan kematian juga…). Tapi A Ra menyanggahnya. Gun Wook akhirnya memutuskan untuk menunggu beberapa waktu dulu untuk melakukan pengamatan sebelum diambil tindakan.
Dal Hee penasaran. Dia nggak diem aja menunggu. Dal Hee pergi ke perpustakaan lalu mencari info tentang Necrotizing Fasciitis. Dia curiga pada jumlah sel darah putih pasien yang berjumlah 14.000 (kalo selulit, sel darah putihnya sekitar 12.000). Dia pun menemui Gun Wook di ruang sterilisasi (sebelum masuk ruang operasi). Dia bilang mengenai jumlah sel darah putih pasien yang meningkat. Gun Wook bilang kalo penderita Necrotizing Fasciitis sel darah putihnya biasanya lebih dari 16.000. Dal Hee tetap menganggap peningkatan jumlah sel darah putih itu tetaplah aneh dan ngotot minta dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Gun Wook dengan tegas menolak dan menyuruh Dal Hee pergi. Rupanya dari tadi dokter Ahn mendengarkan pembicaraan mereka.
Dokter Ahn mendatangi pasien yang diperdebatkan oleh Dal Hee dan Gun Wook tadi. Dia langsung melakukan pemeriksaan manual dan langsung memutuskan bahwa pasien menderita Necrotizing Fasciitis (hebat amat ga pake alat...) lalu menyuruh Min Woo menyiapkan ruangan operasi (hoi, pak, emang itu pasien punya situ apa? Lagi-lagi ga sopan). Sementara itu di tempat lain Gun Wook memikirkan kata-kata Dal Hee tentang pasien selulit. Dia mengamati rekam medis pasien lalu kemudian memutuskan untuk melakukan pemeriksaan penuh dan menyuruh Jae Bum menyiapkan ruangan operasi untuknya (telat, bang. Belanda udah jauh…).
Gun Wook kaget karena ternyata dokter Ahn sudah siap mengoperasi pasiennya lalu berlari menuju ruang operasi. Di dalam ruang operasi telah siap Dal Hee dan Min Woo sebagai asisten operasi.
Ketika melihat Dal Hee di dalam ruang operasi, dokter Ahn langsung marah dan tanya kenapa ada Dal Hee di ruangan operasinya. Min Woo membela Dal Hee dan bilang kalo mereka menyiapkan ruang operasi ini bersama-sama. “Siapa yang menyuruhmu mengajaknya?”, ucap dokter Ahn sinis lalu memandang Dal Hee dan berkata, “ Seingatku aku hanya memberikan perintah kepada Min Woo”. “Keluar!”, bentak dokter Ahn. Karena Dal Hee diam saja, dokter Ahn berteriak kembali, “Aku menyuruhmu keluar!!” (padahal kan dokter Ahn tau pasien ini juga dari Dal Hee… arogan amat sih… L).
Dal Hee pun keluar dari ruangan operasi dan dokter Ahn sudah siap mengiris kulit pasien. Belum sempat benar-benar keluar dari ruangan operasi tiba-tiba Gun Wook datang dan membentak dokter Ahn. Dal Hee kaget dan dokter Ahn menoleh pada Gun Wook tapi hanya sejenak lalu kembali menatap kulit pasiennya dan langsung mengiris kulit pasien (ini juga lumayan serem…) tanpa peduli pada Gun Wook. Merasa diabaikan, Gun Wook membentak dokter Ahn lebih keras lagi, “Dokter Ahn!!!).
         To be continued... ^^