Jumat, 18 Maret 2011

Surgeon Bong Dal Hee Episode 4


Dokter Ahn memeriksa pembuluh darah kaki pasien menggunakan utrasound dan ternyata benar terjadi DVT. Suara dokter Ahn langsung melunak (kayaknya karena agak malu udah marah-marah geje) dan memberi perintah agar menyiapkan ruangan operasi. Semua yang ada di situ hanya diam. Merasa diabaikan, dokter Ahn pun membentak mereka lagi, “Apa yang kalian lakukan? Cepat siapkan!” (masiiih aja marah-marah ni orang).


Dokter Ahn pergi dengan kesal (sampai-sampai neken tombol lift dengan kasar). Jae Bum terus-terusan meledek dokter Ahn di belakangnya. Dal Hee mengibaratkan dokter Ahn sebagai monyet nakal yang jatuh dari pohon (jadi sekali-sekali tu monyet perlu dapat pelajaran gitu J).
Pasien Jo A Ra (yang operasi pemotongan lambung), masih ditangani di ICU. Keadaannya benar-benar mengkhawatirkan karena sebagian besar arteri parunya tersumbat. Ketika dokter mengatakan hal itu pada suami pasien, tiba-tiba detak jantung pasien hilang. Dokter pun langsung menangani pasien. Jo A Ra yang memegang ambu bag untuk pasien, harap-harap cemas. Setelah 40 menit dokter berusaha memicu jantung pasien dan tetap gagal, pasien pun dinyatakan meninggal. Jo A Ra merasa sangat bersalah.


Di ruangan ganti, Gun Wook memikirkan pertanyaan Moon Kyung tentang apakah Gun Wook bersedia menjadi ayah di depan Seung Min. Ketika Gun Wook turun ke lobi, dia melihat Moon Kyung sedang ngobrol akrab dengan dokter Ahn. Gun Wook langsung menghampiri Moon Kyung dan bilang, “Kau bilang ingin jawaban cepat?”. Moon Kyung kaget karena Gun Wook tiba-tiba datang dan membicarakan masalah pribadi di depan orang lain. “Ya…”, jawab Moon Kyung. Lalu Gun Wook langsung mengatakan, “Sepertinya aku tidak bisa (jadi ayah Seung Min). Itu jawabanku”. Moon Kyung berusaha tetap tenang dan berkata, “Baik, aku mengerti”. Lalu Gun Wook pun berlalu. Dokter Ahn cuma bisa bengong ngeliatin mereka berdua seolah berkata, “Kalian ngomongin apa sih…??”.
Dal Hee dan teman-temannya membicarakan soal pasien Jo A Ra yang meninggal saat operasi. Tapi ketika Jo A Ra datang, dia kelihatan baik-baik saja dan bahkan makan dengan sangat lahap. Dal Hee bertanya apa A Ra baik-baik saja terkait dengan pasiennya yang baru meninggal. Jo A Ra balik bertanya, “Memang kenapa?”. Ji Hyuk juga bilang kalo suami pasien bahkan nggak menangis sedikit pun atas kematian istrinya. Jo A Ra lalu melanjutkan, “Ya, kenapa harus menangis. Suaminya nggak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya pengobatan dan bisa sekaligus menceraikan istrinya. Tentu suasana hatinya sangat baik”. Jo A Ra bercerita tentang masalah rumah tangga si pasien dengan biasa saja. Namun, rupanya sebenarnya dia terpukul atas kejadian itu dan sempat termenung di kamarnya.
Moon Kyung mengantar Seung Min ke sekolah sambil memikirkan penolakan Gun Wook sehingga suasana hatinya menjadi buruk. Seung Min yang tiba-tiba merasa kelelahan saat melewati jalan menanjak berteriak pada ibunya bahwa dia lelah (ibunya jalannya cepet jadi Seung Min ketinggalan di belakang). Tapi dasar suasana hati lagi nggak bagus, Moon Kyung malah memarahi Seung Min karena terlalu sering main video game jadinya kelelahan dan menyuruh Seung Min agar mempercepat langkahnya. Kemudian Seung Min tanya soal ayahnya yang nggak pernah nelpon (ni anak, udah tau mamanya lagi sewot malah nanya aneh-aneh). Moon Kyung langsung membentak Seung Min lalu menyeret Seung Min agar cepat jalan dan nggak nanya aneh-aneh lagi. Seung Min sekali lagi mengeluh lelah tapi Moon Kyung nggak peduli.
Moon Kyung makan bersama dokter Ahn. Mereka saling bernostalgia (mereka dulu sempet akrab di masa lalu). Moon Kyung juga cerita kalo dia udah cerai.
Dal Hee menuju tempat rahasianya untuk belajar. Tapi ketika menyalakan lampu, dia terkejut karena ternyata di ruangan itu ada Gun Wook. Rupanya itu juga tempat rahasia Gun Wook (jodoh amat). Gun Wook pun beranjak pergi dan membiarkan Dal Hee belajar. Tapi baru beberapa langkah pergi, Gun Wook berbalik dan menghampiri Dal Hee lalu seperti hendak memeluknya. Dal Hee langsung panik tapi rupanya Gun Wook hanya mengambil ponselnya yang tertinggal di tepi jendela (tapi kayaknya Gun Wook sengaja menggoda juga sih, kalo mau ambil ponsel kan nggak perlu pose kayak gitu :P).
Gun Wook kemudian bertanya apa Dal Hee yang memapahnya saat dia mabuk (yang waktu habis pesta para dokter bedah). Dal Hee mengiyakan. “Kau pasti sangat lelah waktu itu?”, tanya Gun Wook (ya iyalaaah…). “Tentu saja. Beberapa kali aku ingin meninggalkanmu begitu saja di jalanan tapi aku menahannya”, ucap Dal Hee jujur. Gun Wook memperhatikan bahwa Dal Hee berbicara padanya tanpa menatap matanya dan kemudian bertanya, “Kenapa kau tidak dapat menatap mataku?”. Dal Hee berpikir sejenak lalu berkata, “Aku merasa malu”, (ni orang polos amat ya…). Gun Wook tersenyum mendengar jawaban polos Dal Hee lalu berkata, “Apa kau tau, kau terlihat sangat lucu saat mengambil keputusan”. Dal Hee tampak terkejut (ehem…ehem… J) dan Gun Wook pun pergi.


Dal Hee kedatangan pasien kecelakaan. Setelah diperiksa, ternyata si pasien menderita pendarahan otak. Ketika dokter menyampaikan hal itu pada suami pasien, tiba-tiba UGD kedatangan seorang anak kecil yang tiba-tiba pingsan saat naik tangga.
Hyun Bin dan Jae Bum menangani pasien anak tersebut sampai Jae Bum merasa sepertinya pernah melihat anak itu. Guru si anak yang mengantar anak itu ke rumah sakit bilang kalo ibu anak itu memang bekerja di rumah sakit itu. Kemudian si anak yang ternyata Seung Min, bilang kalo ibunya bernama Jo Moon Kyung. Moon Kyung yang mendapat kabar mengenai Seung Min langsung panik dan lari menemui Seung Min.


Hyun Bin menyampaikan diagnosa kepada Moon Kyung bahwa Seung Min terkena DCMP (Dilated Cardiomyopathy [jantung jadi lemah dan membesar sehingga nggak memompa darah dengan baik]). Moon Kyung shock dan langsung meminta dokter Ahn yang menangani Seung Min.
Di tempat lain Jo A Ra berdebat dengan pasien bapak-bapak yang minta dokter pria untuk mengosongkan saluran kencingnya. A Ra marah-marah dan menganggap pasien nggak menghargainya. Jae Bum pun berusaha menghibur A Ra tapi A Ra malah marah dan bilang, “Apa menurutmu aku harus mengabulkan permintaan pasien itu (pasien yang akan dikosongkan saluran kencingnya) juga?!”. Jae Bum diam. “Kalo aku mau mengabulkan permintan pasien (pasien pemotongan lambung maksudnya), pasti dia nggak akan mati”, lanjut A Ra. Jae Bum cepat-cepat berkata, “Tentu aku tidak berpikir seperti itu…”. Tapi A Ra pergi begitu saja dengan tampang kesal. Rupanya si A Ra ini lagi sensitif gara-gara kematian pasien yang operasi pemotongan lambung.
Dokter Ahn memeriksa seberapa parah kondisi jantung Seung Min. Dia bilang bahwa Seung Min perlu donor jantung dan dia hanya punya waktu 6 bulan lebih atau bahkan bisa hanya 1-2 bulan. Dokter Ahn lalu menyarankan agar Moon Kyung memberitahu Gun Wook tapi Moon Kyung dengan nada tinggi berkata bahwa Gun Wook bukan ayah kandung Seung Min. Dokter Ahn tampak terkejut.
Kemudian ketika dokter Ahn bertemu dengan Gun Wook dan berdebat soal seorang pasien, dokter Ahn mengatakan agar daripada berdebat Gun Wook lebih baik mengunjungi Seung Min. Gun Wook kaget lalu langsung berlari menuju kamar rawat Seung Min.
Tapi di depan kamar Seung Min, Gun Wook bertemu Moon Kyung. Gun Wook bilang kenapa dia nggak dikasih tau dan kenapa Seung Min sampai bisa seperti ini. Moon Kyung mengatakan, “Kenapa aku harus bilang padamu? Kau sendiri yang menolak jadi ayahnya, jadi kenapa aku harus bilang?”. Moon Kyung pun menyuruh Gun Wook pergi sambil marah-marah pada Gun Wook soal penolakan Gun Wook yang malah disampaikan di depan orang lain (dokter Ahn). Gun Wook gagal menemui Seung Min.
Gun Wook pun langsung menemui dokter Ahn untuk mengetahui keadaan Seung Min sebenarnya. Dokter Ahn hanya menyuruh Gun Wook melihat EMR (Electronic Medical Record). Gun Wook berkata justru dia menemui dokter Ahn karena sudah melihat EMR Seung Min. Dokter Ahn dengan ketus berkata, “Kenapa kau ingin tau? Nggak penting kan?”. “Apa maksudmu?”, tanya Gun Wook. “Kau pasti lebih tau daripada aku”, jawab dokter Ahn. “Kau kan yang mengatakan dia bukan anakmu kemudian mengabaikannya. Lalu kenapa kau ingin tau…”, lanjut dokter Ahn yang kemudian menyuruh Gun Wook pergi.
Dokter Ahn berlalu tapi setelah beberapa langkah kemudian menoleh kembali pada Gun Wook dan berkata, “Hanya monster yang mengabaikan anak yang mereka besarkan, mengerti?!”. Gun Wook terkejut. Dokter Ahn lalu melanjutkan kata-katanya, “Apakah darah sebegitu pentingnya? Kau telah membesarkannya selama 6 tahun. Kau tak bisa melakukan ini bahkan jika kau memelihara anjing sekalipun”. Gun Wook marah lalu memukul dokter Ahn. “Beraninya kau membandingkan seorang anak dengan seekor anjing?!”, Gun Wook mengucapkannya lalu pergi.
Dal Hee mendengar tentang kabar Seung Min dari Jae Bum dan terlihat mengkhawatirkannya. Jo A Ra kesal dengan sikap Dal Hee tersebut. Menurutnya Dal Hee nggak ada urusan mengkhawatirkan Seung Min segala (yeee… biarin napa…).
Pasien Dal Hee yang kecelakaan dan mengalami pendarahan otak ternyata mengalami mati otak alias koma (jantung tetep berdenyut tapi otaknya udah nggak berfungsi, jadi hidupnya cuma tergantung alat) setelah operasi.  Karena alat bantu perlu maintenance, rata-rata jantungnya akan berhenti tiap dua minggu sekali, sehingga dokter bertanya pada suami pasien apakah ada kemungkinan pasien mendonorkan organnya. Tapi si suami malah marah-marah pada dokter.
Gun Wook menyendiri di auditorium. Dia memikirkan kata-kata Moon Kyung ketika melarangnya menemui Seung Min. Gun Wook juga mengingat kenangan-kenangan manis bersama Seung Min dan Moon Kyung.
Dal Hee menjenguk Seung Min yang sedang Tidur di kamarnya. Tiba-tiba ada panggilan untuk Dal Hee dan membuat Seung Min terbangun. Dal Hee kemudian memperkenalkan diri dan selanjutnya menghibur Seung Min dengan menari-nari (nggak tau itu tari apaan). Seung Min tertawa terbahak-bahak (wuaduh… kalo ampe gara-gara ketawa jantungnya kumat, Dal Hee pasti habis disemprot Moon Kyung).


 Dokter Ahn bertanya pada Hyun Bin apa tidak ada dokter lain selain Dal Hee yang bisa menjadi asisten operasinya. Hyun Bin mengatakan sudah tidak ada lagi dan Min Woo sedang sakit radang usus akut. Dokter Ahn menghela nafas lalu berkata, “Lupakan, aku akan melakukannya sendiri” (Sombooong…). Kemudian Dal Hee memohon agar diijinkan jadi asisten operasi dokter Ahn dan berjanji akan bekerja keras. Hyun Bin pun ikut membujuk dokter Ahn dengan mengatakan bahwa nggak ada lagi yang bisa membantu, Hyun Bin sendiri ada jadwal operasi. Dokter Ahn kemudian mengetes Dal Hee dengan bertanya apa itu PA (Pulmonary Atresia). Dal Hee baru sedikit menjelaskan apa itu PA kemudian dokter Ahn tiba-tiba langsung menyuruh Dal Hee menyiapkan operasi Min Ji (Seorang bayi nih…) termasuk surat ijin orang tuanya. Dal Hee girang dan langsung menyiapkan operasi.


Dal Hee kemudian menemui dokter Ahn di ruangannya dan mengatakan bahwa ibu Min Ji menghilang dan juga tidak menjawab telponnya. Suster juga berkata bahwa bisa jadi ibu Min Ji melarikan diri. Dokter Ahn ingat bahwa dia baru saja bertemu ibu Min Ji di lift dan kemudian langsung berlari mengejar ibu Min Ji. Dal Hee yang kaget refleks ikut berlari.


Ibu Min Ji berhasil ditemukan dan akhirnya dibawa kembali ke RS. Rupanya ibu Min Ji ini single parent dan nggak mampu bayar biaya operasi makanya kabur. Ibu Min Ji akhirnya minta surat agar dia bisa lepas tanggung jawab atas Min Ji (biaya ditanggung, tapi Ibu Min Ji nggak berhak lagi atas Min Ji, semacam itulah).
Dokter Ahn kemudian bercerita bahwa ada seseorang yang melahirkan bayi prematur yang bahkan lebih muda dari Min Ji. Beratnya hanya 1,7 kg dan paru-parunya belum terbentuk sempurna. Ibunya langsung lepas tanggung jawab (seperti yang dilakukan ibu Min Ji). Kemudian si bayi selama 3 bulan ada dalam inkubator dan akhirnya tumbuh sehat seperti anak-anak normal lainnya. Bayi itupun dikirim ke panti asuhan. Lalu ibu Min Ji bertanya apa bayi itu bertahan dan bagaimana kabar bayi itu sekarang. Dokter Ahn menjawab bayi itu bertahan dan bahkan kini telah menjadi dokter di sebuah RS (dokter Ahn cerita tentang dirinya sendiri).
Profesor Suh menegur Profesor Lee di jalan dan kemudian membicarakan Seung Min yang kena masalah jantung. Profesor Suh menggunakan kesempatan itu untuk mengatakan bahwa karena itu mereka harus secepatnya membangun klinik pusat penyakit jantung (pinter juga ni orang nyari kesempatan J). Profesor Lee terlihat kesal dengan kata-kata Profesor Suh.
Seorang pasien kecelakaan datang. Sepertinya dia mengalami pendarahan dalam dan juga patah tulang kaki. Pasien minta agar kakinya dioperasi terlebih dahulu karena impiannya adalah menjadi balerina. Dal Hee dan A Ra mendatangi semua ahli tulang tapi semua sedang sibuk operasi. Dal Hee dan A Ra khawatir apabila terlalu lama, otot kaki pasien keburu mati. A Ra dan Dal Hee kemudian berinisiatif menemui Gun Wook (dia yang mengoperasi perut pasien) dan meminta Gun Wook juga mengoperasi kaki pasien. Setelah sedikit berdebat, Gun Wook setuju dan akhirnya pasien terselamatkan (ini operasinya juga serem, pake bor segala, hiii… ngilu).

Gun Wook mencoba lagi untuk bertemu dengan Seung Min. Moon Kyung tetap menghadangnya tapi karena Seung Min terlanjur mendengar suara Gun Wook, Moon Kyung terpaksa mengijinkannya masuk. Gun Wook pun kangen-kangenan ama Seung Min (masih sayang koq ya pake bilang nggak mau jadi ayahnya segala…).
Kemudian suatu hari kondisi Seung Min memburuk. Dokter Ahn bahkan menyatakan bahwa dalam kondisi seperti ini, Seung Min hanya bisa bertahan tak lebih dari satu bulan. Saking gawatnya, Seung Min akan jadi daftar teratas dalam daftar penerima donor jantung. Tapi Moon Kyung malah histeris dan marah-marah pada dokter Ahn. Dia bahkan bilang bahwa percuma orang-orang menyebut dokter Ahn jenius. Gun Wook juga kena semprot karena Moon Kyung menganggap dia tak seharusnya di sini dan ikut campur. Moon Kyung juga bilang kalo sampai terjadi apa-apa pada Seung Min, Moon Kyung tidak akan memaafkan Gun Wook.
Setelah tenang, Moon Kyung minta maaf atas kata-kata kasarnya pada dokter Ahn. Moon Kyung kemudian bertanya kriteria pendonor seperti apa yang bisa jadi donor untuk Seung Min. Dokter Ahn menjawab bahwa yang usianya sampai 6 tahun lebih tua dari Seung Min bisa jadi pendonor. Kemudian Moon Kyung meminta dokter Ahn membujuk ibu seorang pasien anak-anak (13 tahun) yang sedang koma agar mau mendonorkan jantungnya pada Seung Min.
Sementara itu, Dal Hee harus mengantar pasien koma (yang suaminya marah-marah waktu ditawari donor) ke RS lain pake ambulans. Dal Hee bertugas memegang ambu bag karena pasien nggak bisa bernafas tanpa alat bantu. Suami pasien terlihat pasrah melihat istrinya sambil menggenggam tangannya. Dal Hee hanya bisa melihat pasien dengan penuh simpati dan kemudian ambulans pun berangkat…

      
         And to be continued again...

0 komentar:

Posting Komentar