Diawali adegan ambulans yang membawa Dal Hee dan pasiennya yang koma. Dal Hee tampak kelelahan memegang ambu bag (karena emang harus dikembangkempiskan terus-menerus secara teratur). Suami pasien minta Dal Hee tetap menekan ambu bag walaupun itu melelahkan. Dal Hee menjawab, “Tentu saja”. Suami pasien lalu melanjutkan kata-katanya, “Dia tidak mati… tangannya hangat dan jantungnya berdetak…”. Dal Hee terus mendengarkan. “Dia orang yang sangat baik… kau akan langsung tau hanya dengan melihat bagaimana dia dapat hidup dengan pria membosankan seperti aku…”.
Di RS, Moon Kyung bertanya lagi pada dokter Ahn akankah dia mau melakukannya (bicara pada ibu pasien anak-anak yang koma agar mau jadi pendonor). Moon Kyung bahkan meminta dokter Ahn agar tidak merawat anak itu supaya jantungnya nggak stabil (biar ntar bisa dipake donor), Moon Kyung juga janji jika dirinya nanti koma, dia akan menjadi pendonor. Dokter Ahn yang melihat bahwa Moon Kyung sedang emosi, berusaha menyuruhnya mengendalikan diri tapi Moon Kyung malah menjadi-jadi. Dokter Ahn mengatakan bahwa kita bisa memberitahu ibu pasien bahwa ada pilihan untuk mendonorkan organ, bukan memintanya untuk jadi pendonor. Selain itu, golongan darah pasien adalah A sedangkan golongan darah Seung Min B, jadi tetep nggak bisa. Dokter Ahn meminta Moon Kyung menunggu kedatangan donor saja. Tepat setelah mengatakannya, Min Woo datang dan mengabarkan bahwa ada seorang pendonor.
Para dokter langsung berkumpul di ruang data pasien dan menunggu keputusan KONOS (Korean Network for Organ Sharing). Pendonor adalah seorang anak umur 15 tahun yang kecelakaan lalu lintas dan ada 3 orang yang berpeluang menerima donornya termasuk Seung Min. Jadi, KONOS ini akan memutuskan siapa penerima donor yang paling tepat dilihat dari kecocokan pasien dengan pendonor, kondisi, dan kegawatan pasien. Kemudian telpon berbunyi yang ternyata dari KONOS dan mengabarkan bahwa donor tersebut bukan untuk Seung Min karena mendadak ada seorang pasien anak yang lebih gawat dari Seung Min sehingga anak itu jadi nomer 1 dalam daftar penerima donor (awalnya Seung Min nomer 1). Semua tampak kecewa, terutama Moon Kyung pastinya.
Kembali ke ambulans. Dal Hee menanyakan keadaan suami pasien yang kelihatan tidak baik. Si suami malah cerita tentang dia dan istrinya. Kemudian tiba-tiba dari arah berlawanan ada mobil yang berusaha mendahului truk dan hampir menabrak ambulans. Supir ambulans banting stir dan ambulans pun menabrak sisi jalan kemudian berhenti. Seisi ambulans pingsan. Dal Hee yang pertama kali sadar dan kemudian segera memasang kembali ambu bag pasien yang ternyata masih mampu bernafas. Dal Hee membangunkan supir kemudian supir keluar dari ambulans untuk meminta bantuan. Saat supir keluar, tiba-tiba ambulans bergerak miring ke belakang dan membuat semuanya kaget. Mata supir langsung terbelalak ketika tau bahwa ambulans ada di tepi jurang.
Supir langsung meminta Dal Hee jangan begerak-gerak karena ambulans ada di tepi jurang dan kemudian si supir pergi meminta bantuan. Saat menunggu bantuan datang itu terasa sangat lama bahkan ambulans sempat sedikit bergeser dan membuat Dal Hee panik. Suami pasien akhirnya menyuruh Dal Hee keluar saja. Suami pasien yang akan menggantikan Dal Hee memegang ambu bag. Tapi ketika suami pasien mencoba maju, ambulans kembali bergeser dan kembali membuat panik. Dal Hee menyuruh suami pasien tetap di tempat saja dan nggak perlu menggantikannya memegang ambu bag. “Kalau begitu keluar saja, tinggalkan saja ambu bagnya…”, ucap si suami. Dal Hee terkejut. “Istriku tidak jauh beda dengan mati… aku terus mengatakan sebaliknya padahal sebenarnya aku tau…”. “Kalau aku beruntung, ambulans akan tetap pada tempatnya ketika kau keluar. Tapi ketika aku tak beruntung… maka aku akan dapat memenuhi janjiku kepada istriku… (untuk mati bersama)”.
Dal Hee terdiam memikirkan kata-kata suami pasien lalu perlahan melepaskan tangannya dari ambu bag. Dal Hee pelan-pelan bergerak menuju bagian depan ambulans tapi baru sedikit bergerak ambulans lagi-lagi bergerak. Hal itu membuat ketegangan memuncak. Dal Hee pun menangis tersedu-sedu memanggil-manggil ibunya (nangisnya lucu kayak anak kecil J).
Setelah menangis beberapa saat, Dal Hee langsung memegang ambu bag kembali (o ya, punggung tangan Dal Hee terluka saat kejadian ini). Kemudian supir datang dan mengabarkan bahwa pertolongan telah tiba (akhirnya… :D). Seisi ambulans pun selamat.
Moon Kyung mendapat panggilan darurat. Seorang anak kehilangan detak jantungnya dan telah dipicu selama 40 menit tapi tak kunjung kembali. Moon Kyung dengan emosional berusaha mengembalikan detak jantung pasien (kayaknya teringat Seung Min tuh). Akhirnya detak jantung pasien pun berhasil kembali.
Ketika masih dalam kondisi kalut dan emosional, Moon Kyung menemui Gun Wook di perpustakaan untuk bertanya apakah Gun Wook tau cara menyembuhkan Seung Min. Moon Kyung bahkan berlutut di hadapan Gun Wook agar mengampuni kesalahannya di masa lalu. Gun Wook langsung menyuruh Moon Kyung berdiri lalu memeluknya. Mereka pun pindah ngobrol di ruangan kerja (ruangannya Moon Kyung kayaknya). Mereka membicarakan Seung Min lalu berciuman (weleh-weleh… rujuk aja sono… :P).
Dal Hee kembali ke RS dengan selamat dan karena teman-temannya sudah tidur, dia pun pergi menjenguk pasien. Pasien pertama yang dijenguknya adalah Seung Min (tanya kenapa?). Setelah menjenguk Seung Min, Dal Hee bertemu Gun Wook di lift. Gun Wook bertanya tentang keadaan Dal Hee (Gun Wook tau kalo Dal Hee habis kecelakaan). Dal Hee bilang baik-baik saja tapi Gun Wook melihat luka di tangan Dal Hee kemudian mengobatinya. Gun Wook membalut tangan Dal Hee dengan penuh perhatian dan mereka saling berpandangan. Dal Hee terbayang-bayang terus tentang hal itu ketika akan tidur (Gun Wook ini… barusan aja ciuman ama Moon Kyung, eh langsung pegang tangan en pandang-pandangan ama Dal Hee… huh dasar plin-plan!).
Keesokan harinya saat konferensi, tiba-tiba Hyun Bin datang dan mengatakan pada Dokter Ahn bahwa ada pendonor lagi. Sorang wanita 25 tahun, tinggi 153 cm dan berat 43 kg, serta golongan darahnya B. Para dokter langsung berdebat. Gun Wook dan profesor Lee menolak donor itu karena jantung orang dewasa nggak bisa untuk anak kecil. Sementara dukungan datang dari Profesor Suh (bukan karena profesor ini mengharapkan kesembuhan atau peduli pada Seung Min, tapi dia berharap akan tercipta rekor baru sehingga peluang gedung baru jadi pusat jantung akan semakin besar). Dokter Ahn mengatakan bahwa DCMP adalah kasus di mana jantung jadi membesar sehingga oleh karenanya dapat menerima donor jantung yang ukurannya lebih besar. Lagipula kalo nunggu donor yang bener-bener pas ntar kelamaan (pendonor anak-anak kan jarang). Gun Wook tetap menolak (percayalah pada seorang ahli jantung, bung). Kemudian dokter Ahn tanya pendapat Moon Kyung. Moon Kyung berpikir sejenak dan kemudian menyetujui operasi. Kemudian dokter Ahn juga sempat debat dengan KONOS dulu sampai akhirnya diputuskan jantung itu untuk Seung Min.
Ternyata masalah belum berhenti sampai di situ. Keadaan Seung Min tiba-tiba memburuk dan ada kemungkinan harus dioperasi dua kali. Dokter Ahn pun langsung mempercepat persiapan operasinya. (Tuh kan, kalo aja tadi nggak jadi nerima donor itu, nyawa Seung Min akan benar-benar terancam).
Di tempat lain, Mi Hee (adik Dal Hee) sedang sibuk melayani pengunjung restorannya. Kemudian dia terkejut karena kedatangan tamu yang tak lain adalah ibunya. Mi Hee panik (takut ibunya ketemu Dal Hee di RS). Rupanya ibu Dal Hee ke situ karena sedang sakit dan dapat surat rujukan dari dokter di desa agar berobat ke RS di kota.
Dokter Ahn bersiap berangkat ke RS tempat pendonor untuk mengambil jantungnya. Gun Wook menghentikannya sejenak untuk meminta agar dokter Ahn menyelamatkan Seung Min. dokter Ahn mengatakan bahwa Seung Min adalah pasiennya jadi nggak perlu diminta pun pasti dia selamatkan. Dokter Ahn juga membahas soal Gun Wook yang nggak mengakuinya sebagai anak lalu sadar bahwa dia nggak punya banyak waktu untuk bicara dan kemudian segera berlalu. Hal itu membuat Gun Wook marah dan bahkan hampir memukul dokter Ahn. Gun Wook mengurungkan niatnya karena ingat akan nasib Seung Min yang ada di tangan dokter Ahn.
Hyun Bin marah-marah karena dokter yang seharusnya menemani dokter Ahn ke RS pendonor tiba-tiba nggak bisa. Dal Hee pun langsung menawarkan diri. Hyun Bin hanya bisa menghela nafas (bakal rame lagi nih… gitu kali pikirnya). Dokter Ahn sempat kesal saat melihat Dal Hee yang akan menemaninya tapi karena nggak ada pilihan lain, ya apa boleh buat.
Ambulans pun berangkat menuju tempat pendaratan helikopter (dikit-dikit helikopter ya…). Kemudian dokter Ahn dan Dal Hee pun berangkat menuju RS pendonor. Sementara itu di RS, Seung Min dibawa dari ruang ICU menuju ruang operasi. Karena nggak bisa lepas dari semua alat bantu dan injeksi obat-obatan yang ada, Seung Min harus diboyong ramai-ramai (liat di gambar deh). Min Woo memegang ambu bag, yang lain mendorong tempat tidur sekaligus mengawasi alat bantu dan injeksi. Di jalan, sempat ada satu injeksi obat yang lepas dan membuat panik karena jantung Seung Min mendadak drop. Tapi kemudian injeksi yang lepas tersebut kembali dapat dipasang (fiuuhhh… J).
Dokter Ahn dan Dal Hee tiba di RS pendonor lalu segera melakukan operasi pengambilan jantung pendonor (jantungnya yang diambil kelihatan nyata, sempet mikir juga itu jantung buatan atau jantung manusia asli ya yang dipake…).
Setelah selesai mengambil jantung pasien, dokter Ahn dan Dal Hee bersiap kembali ke RS tapi ternyata hujan deras sehingga nggak bisa naik helikopter. Dokter Ahn pun bergegas memanggil ambulans. Selama menunggu ambulans, Dal Hee bertemu dengan seseorang (suami pasien koma yang kecelakaan di ambulans bareng Dal Hee). Pria itu berkata bahwa istrinya meninggal hari ini dan menjadi pendonor. Setelah cerita kenapa akhirnya pria itu mengijinkan istrinya jadi pendonor, pria itu tanya kenapa Dal Hee di RS ini. Dal Hee yang menduga kalo jantung yang barusan dia ambil adalah punya istri pria ini hanya menjawab bahwa dia ada pasien di sini (entah kenapa dia nggak bilang aja kalo ini mungkin yang dia bawa jantung istri pria itu). Pria itu berterima kasih karena waktu itu nggak meninggalkan dia dan istrinya di ambulans. Tapi kemudian Dal Hee mengejar pria itu dan mengatakan bahwa sejujurnya dia hendak pergi tapi karena ambulansnya bergerak, dia batal pergi. Pria itu tersenyum lalu mengatakan bahwa dia dapat melihat dengan matanya kalo Dal Hee sebenernya ingin keluar atau tidak. Pria itu kemudian berpesan agar Dal Hee jadi dokter yang baik. Pria itu kemudian pergi.
Ambulans datang dan kemudian dokter Ahn menyuruh supir cepat-cepat karena kalo lewat 200 menit, jantung ini akan sia-sia. Ambulans pun ngebut dengan gila-gilaan. Sementara itu di RS, Seung Min pun tengah dioperasi untuk diambil jantungnya. Ji Hyuk mengabarkan bahwa operasi tengah dilakukan (dokter bagian bedah pada ngumpul nih).
Selanjutnya transplantasi jantung pun dilakukan. Ini terlihat bener-bener nyata. Mulai dari bentuk dan warna jantungnya terlihat hidup. Trus juga ketika bagaimana jantung yang asalnya berhenti (karena keluar dari tubuh kan), setelah dipicu (dipijet-pijet dan disetrum) lalu tiba-tiba berdenyut (denyutnya juga terlihat alami sekali).
Satu tahap telah dilewati karena berhasil membuat jantung berdenyut di dada Seung Min. tapi untuk memastikan Seung Min telah melewati masa kritis, dia harus mengeluarkan urin dahulu. Dokter Ahn, Dal Hee, Min Woo, dan Hyun Bin menunggui Seung Min sampai urinasi (pipis). Dari yang awalnya mereka berdiri, kemudian dokter Ahn duduk, lalu Dal Hee ikut duduk, selanjutnya Min Woo dan Hyun Bin malah ambil kursi buat duduk juga, sampai mereka semua kelelahan dan tertidur sambil duduk jongkok di samping Seung Min.
Dal Hee yang pertama terbangun dan kemudian menyadari bahwa Seung Min telah urinasi. Dia pun berteriak membangunkan yang lain. Dokter Ahn yang terbangun kemudian berteriak, “Sudah selesai!”. Hyun Bin dan Min Wook kemudian berpelukan dan Dal Hee lalu ikut berpelukan. Saking senangnya Dal Hee juga memeluk dokter Ahn tapi langsung disingkirkan ama dokter Ahn (hehehe…).
Atas keberhasilannya, dokter Ahn pun disambut dengan meriah oleh para dokter. Moon Kyung memeluk dokter Ahn lalu mengucapkan terima kasih. Gun Wook yang melihatnya hanya terdiam lalu keluar. Entah apa yang ada di pikirannya. Bisa rasa cemburu karena Moon Kyung memeluk dokter Ahn, bisa juga karena merasa bersalah sempat menolka operasi ini, atau bisa juga karena selama ini merasa tidak memiliki andil dalam menyelamatkan Seung Min.
Dal Hee yang melihat Gun Wook keluar ruangan langsung menyusulnya. Rupanya Gun Wook menjenguk Seung Min lalu ke ruangan rahasia. Dal Hee duduk di samping Gun Wook yang kemudian bertanya kenapa Dal Hee nggak minum bersama yang lain. Dal Hee bilang kalo dia nggak kuat minum (minuman keras maksudnya). Ketika minum, jantungnya akan berdetak sangat cepat karena jantungnya lemah. Dal Hee juga cerita kalo dari kecil dadanya sering sakit, tapi karena ibunya bilang itu nggak masalah makanya dia diam saja. Gun Wook hanya diam dan tatapannya menerawang. Dal Hee yang sadar akan hal itu lalu bertanya apa Gun Wook baik-baik saja. Gun Wook terkejut lalu berpandangan beberapa saat dengan Dal Hee dan kemudian berkata, “Tidak… aku pikir aku tidak baik-baik saja…”.
Dal Hee merasa simpati lalu memeluk Gun Wook untuk beberapa saat. Gun Wook mengucapkan terima kasih pada Dal Hee karena itu sangat membuatnya nyaman. Gun Wook lalu berkata bahwa dia merasa seperti sampah (kotoran sih sebenernya, tapi kayaknya lebih enak kalo diterjemahin sebagai sampah J). Tapi bagi Gun Wook yang terpenting adalah bahwa Seung Min terselamatkan. Dia merasa beruntung atas keselamatan Seung Min dan juga atas pelukan hangat dari Dal Hee (ngasih harapan nih Gun Wook… :P). Dal Hee kemudian mencium pipi Gun Wook dan ternyata di ujung ruangan Moon Kyung sedang berdiri menyaksikan kedua orang ini. (Sebenernya dilihat dari posisi mereka bertiga, agak aneh juga kalo Gun Wook nggak tau Moon Kyung berdiri di sana). Daaan… to be continued J.