Sabtu, 12 Maret 2011

Surgeon Bong Dal Hee Episode 1


Cerita diawali ketika Bong Dal Hee sedang memeriksa seorang pasien (lagi pengobatan masal ke desa gitu…). Ada bapak-bapak yang minta diresepkan obat kuat tapi Dal Hee menasehati bapak itu supaya berolahraga dan berhenti merokok aja. Bapak itu memohon ama Dal Hee, katanya besok ultah istrinya, jadi dia pengen ngasih kado spesial buat istrinya. Dal Hee akhirnya bilang kalo seorang istri pasti akan lebih bahagia kalo suaminya berhenti merokok dan rajin olahraga daripada meminum obat kuat (yap, that’s right! ^.^d). Bapak itu pun akhirnya ga bisa berkata-kata lagi.
Setelah selesai melakukan pengobatan masal, Dal Hee mentraktir teman-temannya makan sebagai acara perpisahan. Dia akan pindah dari desa itu karena suatu alasan. Tiba-tiba ada sesorang yang datang dan berteriak minta tolong pada Dal Hee dan teman-temannya bahwa ada seseorang yang patah kaki. Dal Hee dkk pun langsung buru-buru lari hendak menolong orang itu. Saking buru-burunya, ketika turun tangga Dal Hee nabrak seseorang (yang selanjutnya kusebut Mr. X ya…) sampai stetoskopnya jatuh.
Ketika sampai di tempat korban, Dal Hee langsung menginterogasi si pasien patah tulang. Kakinya jelas patah dan dia tak bisa menangani jadi harus nunggu ambulans datang. Trus Dal Hee nanya bagian mana lagi yang sakit. Si pasien bilang bagian dadanya. Dal Hee langsung menginterogasi apa pasien punya sakit jantung atau diabetes tapi si pasien menggeleng. Di tengah kebingungannya tiba-tiba orang yang tadi ditabrak Dal Hee (Mr. X) datang dan nyelonong aja memeriksa si pasien (pake stetoskop Dal Hee pula, ckckck… ga sopan amat ni orang). Pas Dal Hee ngomel-ngomel ama tu orang, tiba-tiba si pasien patah kaki susah nafas dan membuat Dal Hee panik. Kemudian ambulans pun datang dan mengangkut orang itu ke tempat pendaratan helikopter (profesional banget ya… ga kaya’ di sini…).
Pas helikopternya datang dan siap mengangkut si pasien, Mr. X melihat kondisi pasien yang gawat dan tiba-tiba menyuruh mobil ambulans membawa si pasien ke klinik terdekat. Dal Hee pun menolak dengan alasan klinik terdekat nggak punya peralatan yang memadai untuk pasien ini. Tapi Mr. X malah marah-marah dan bilang bahwa pasien ini terkena cardiac tamponade (semacam pendarahan di dalam rongga dada gitu kayaknya) dan kalo nggak cepet-cepet dikasih pertolongan pertama bakal mati dalam hitungan menit. Dal Hee malah pasang tampang bingung ama istilah cardiac tamponade (walah…), alhasil si pasien langsung dibawa ke klinik terdekat (sayang juga sih helinya udah jauh-jauh datang).
Di tengah jalan, tekanan darah pasien meningkat drastis. Dal Hee panik dan menyuruh supir ambulans mempercepat mobilnya. Sesampainya di klinik terdekat, Dal Hee minta spuit jarum pada suster dan langsung memberikannya pada Mr. X. Spuit jarum pun langsung di’tusukkan’ pada dada pasien. (Agak ngeri juga liatnya, tapi justru adegan ini yang pertama kali membuatku tertarik banget ama ni serial. Adegan-adegan medisnya terlihat nyata. Ni baru permulaan, ntar lebih banyak lagi adegan yang membuat darah berdesir dan jantung berdetak. Lebay.com J)
Setelah dilakukan tindakan pertolongan pertama (ambil darah), tekanan darah pasien kembali normal dan kondisi pasien membaik. Mr. X pun menginstruksikan untuk membawa pasien ke rumah sakit besar karena yang dilakukannya hanyalah pertolongan pertama. Setelah itu Mr. X langsung aja nyelonong pergi (lagi-lagi nggak sopan). Dal Hee pun ngejar Mr. X untuk mengucapkan terima kasih. Mr. X menanggapi ucapan terima kasih Dal Hee dengan ketus. Bahkan dia mengucapkan kalimat yang menurutku paling kejam, “jangan jadi dokter kecuali kau mati kelaparan”. (Weleh-weleh… kayaknya Dal Hee nggak separah itu deh…).
Dal Hee sempet tersinggung juga dengan kalimat Mr. X., tapi dasar Dal Hee orangnya bandel dan tahan banting, kalimat itu nggak membuatnya putus asa. Bahkan ketika Mr. X udah berlalu, dia langsung ingat apa itu cardiac tamponade (Lha… kenapa nggak dari tadi aja…).
Dal Hee pamitan pada ibunya hendak pergi ke London. Dia bilang agar ibunya menjaga kesehatan dan begitu juga sebaliknya. Tapi sebenernya Dal Hee bukan ke London tapi ke rumah sakit Seoul University. Jadi ceritanya si Dal Hee ini dilarang jadi dokter ama ibunya, tapi saking keras kepalanya Dal Hee nekat bohongin ibunya dengan bilang akan ke London padahal dia ke rumah sakit Seoul agar bisa jadi dokter bedah. Mengenai kenapa dilarang jadi dokter ama ibunya, ntar kujelasin belakangan.
Dal Hee menginjakkan kaki di rumah sakit Seoul dengan penuh semangat. Saking semangatnya sampai-sampai dia mengira sedang masuk ke ruangan kosong padahal ada seseorang sedang tidur di dalamnya (sebut aja Mr. Y). Mr. Y yang mendengar suara seseorang masuk langsung terbangun dari tidurnya dan mengamati Dal Hee yang dengan entengnya ganti baju di ruangan itu. Mr. Y bahkan menahan tawa saat melihat bahwa celana kolor Dal Hee bergambar Winnie The Pooh J.
Setelah ganti baju, Dal Hee pun keluar ruangan. Baru beberapa langkah meninggalkan ruangan tersebut, tiba-tiba ada panggilan darurat. Semua dokter pun berlarian menuju tempat gawat darurat (ruang operasi 1) termasuk Mr. Y yang langsung keluar dari ruangan dan membuat Dal Hee kaget dan ekspresinya seolah bertanya: apa orang itu tadi melihatku ganti baju….?
Semua dokter berkumpul di ruang operasi 1. Para dokter tahun pertama berkumpul di sana dengan tujuan melihat jalannya operasi. Rupanya Mr. Y yang akan melakukan operasi. Adegan operasinya juga bagus banget. Warna dan kekentalan darahnya terlihat nyata, trus detail ruangan operasinya juga oke banget. Pokoknya two thumbs up deh buat ni serial!
Operasi berhasil dan semua dokter (terutama yang tahun pertama) langsung memandang kagum kepada Mr. Y, tak terkecuali Dal Hee. Ketika keluar dari ruang operasi pun Mr. Y masih menjadi bahan pembicaraan para dokter tahun pertama yakni Park Jae Bum, Jo A Ra, dan Lee Min Woo. Tapi pembicaraan ketiga orang itu tiba-tiba beralih ke kabar bahwa ada dokter wanita (maksudnya si Dal Hee) yang masuk ke departemen Thoracic Surgical (bedah bagian dada). Min Woo mengiyakan. Jae Bum malah meledek nama Dal Hee menjadi Bongdari yang artinya tas plastik. Mereka nggak sadar kalau dari tadi yang mereka bicarakan ada di belakang mereka. Dal Hee malah dengan pedenya nunjukkin co-cardnya dan seolah berkata: ‘hei… ini aku loh Bong Dal Hee yang kalian bicarakan…’ Min Woo, A Ra, dan terutama Jae Bum langsung kaget (ya iyalah… gosipin orang eh orangnya di sebelah, tengsin abis).
Selanjutnya Jang Ji Hyuk (senior para dokter bedah tahun pertama) dan Kim Hyun Bin (senior dokter tahun pertama bagian bedah dada) ngasih instruksi ama para dokter tahun pertama. Kata-kata yang paling kuingat adalah saat Ji Hyuk bilang, “Apapun yang terjadi, kalian tidak boleh bertindak dengan keputusan sendiri, bertanyalah apapun. Bertanyalah walaupun untuk pergi ke kamar kecil”. (Weleh-weleh…)
Ji Hyuk memberikan intruksi pertamanya pada Dal Hee dan langung didengarkan baik-baik serta dicatat oleh Dal hee. Dal Hee menjalankan semua instruksi Ji Hyuk dan ketika menemui masalah dia langsung menelpon Ji Hyuk untuk menanyakannya. Tapi Ji Hyuk malah marah-marah tiap Dal Hee telpon dan bilang, “Gunakanlah otakmu dulu sebelum menelpon!”. (Yaelah ni orang… Katanya harus menanyakan apapun, sekarang ditanyai malah marah-marah…).
Sampai pada pasien yang Ji Hyuk bilang pada Dal Hee untuk melepas selang pada perutnya. Dal Hee membuka plester pelindung selangnya tapi rupanya selangnya sudah bersih dan dalam keadaan terpotong. Dal Hee sebenarnya curiga, tapi karena Ji Hyuk nggak mengangkat telponnya jadi Dal Hee langsung aja mencabut selang itu. Rupanya selang itu sangat mudah dicabut. Dal Hee bertambah curiga dan akhirnya menemui Ji hyuk di ruang steril sebelum ruang operasi.
Betapa kagetnya Ji Hyuk waktu Dal Hee bilang bahwa selang pasien mudah sekali dicabut. Ji Hyuk kaget karena belum saatnya selang itu dicabut. Dal Hee pun kena semprot (di sebelah Ji Hyuk ada Mr. Y pula). Padahal kan Ji Hyuk sendiri yang nyuruh Dal Hee mencabut selang pasien…
Karena bete, Dal Hee pun menuju ruang rahasia (bukan secret garden loh… J). Dia menelpon ibunya dan bilang seolah dia sudah ada di London. Dal Hee sebenernya agak merasa bersalah juga membohongi ibunya, tapi ya gimana lagi…
Kemudian Ji Hyuk mendatangi Dal Hee di ruang data pasien sambil marah-marah. Jadi si Ji Hyuk ini batal ikut operasi karena ditegur ama Mr. Y. Menurut Mr. Y, Ji Hyuk harusnya bertanggung jawab atas para dokter tahun pertama, jadi dia diusir dari ruang operasi untuk menyelesaikan masalahnya (soal selang pasien itu…). Karenanya Dal Hee jadi dapat tugas menjadi dokter jaga untuk Han Dong Gun, seorang pasien anak-anak yang menderita kanker hati yang udah parah.
Mr. Y datang dan bertanya siapa dokter jaga Dong Gun. Dal Hee langsung menunjukkan diri dan akhirnya pergi bersama Mr. Y menuju kamar Dong Gun. Mr. Y yang ternyata Lee Gun Wook adalah dokter yang akan mengoperasi Dong Gun.
Di perjalanan menuju kamar Dong Gun, Gun Wook menyindir soal kolor Dal Hee yang bergambar Winnie The Pooh. Dal Hee pun langsung kaget karena ternyata orang ini melihatnya saat ganti baju.
Sesampainya di kamar Dong Gun, sudah ada dokter Jo Moon Kyung selaku dokter spesialis anak untuk Dong Gun. Moon Kyung pun memperkenalkan Gun Wook pada ibu Dong Gun bahwa dialah dokter yang akan mengoperasi Dong Gun. (Dong Gun kelihatan cocok banget jadi peran ini. Pucet-pucetnya, tatapan matanya, ekspresinya dapet banget).
Moon Kyung dan Gun Wook bersikap biasa saja seolah nggak ada hubungan apa-apa. Tapi setelah keluar dari kamar Dong Gun, Moon Kyung menyapa pada Gun Wook. Moon Kyung bersikap ramah tapi Gun Wook malah ketus (tampang boleh jutek tapi dipanggil honey masih nengok… hm…). Rupanya mereka ni pernah nikah dan udah bercerai setahun lalu…
Cerita berlanjut pada kedatangan seorang Profesor termuda yang sebelumnya mengajar di kampus tapi kemudian memilih untuk bekerja di rumah sakit. Profesor itu pun memperkenalkan diri di hadapan para dokter. Dia bernama Ahn Jong Geun dan Dal Hee ingat betul siapa orang ini (Mr. X). Dal Hee terkagum-kagum karena tak menyangka bahwa Mr. X adalah seorang profesor. Dal Hee bahkan melambai-lambai pada Dokter Ahn tapi Dokter Ahn nggak melihatnya. (Ya iyalah, sapa elo…).
Kemudian lanjut ke cerita tentang permasalahan yang dialami para dokter tahun pertama. Min Woo dengan pasien berwajah garangnya yang kesal karena Min Woo lelet saat menjahit lukanya. Lalu Jae Bum dengan pasien konstipasi (susah BAB) parah yang suaminya mengira dirinya terkena kanker. Dal Hee juga tak kalah pusing dengan pasiennya yang bawel. Dal Hee meminta pasiennya untuk melakukan sejumlah pemeriksaan untuk memastikan penyakitnya. Tapi si pasien malah marah-marah dan menuduh itu adalah tipu daya yang biasa dilakukan dokter agar memperoleh banyak uang (maksudnya kalo pasien melakukan pemeriksaan macem-macem kan bayarnya jadi lebih gitu…). Si pasien langsung aja minta gastric juice (mungkin maksudnya cairan lambung biar gejala maagnya makin ringan gt...) ama Dal Hee sambil bentak-bentak dan mengancam akan pergi dari situ kalo nggak langsung dikasih obat (ceritanya ni orang tuh pengusaha yang punya banyak klien). Dal Hee pun langsung aja meresepkan methoxamine dan gastric juice. (Masih ga paham kenapa dikasih methoxamine, kan obat hipotensi [tekanan darah rendah]…).
Dal Hee datang mengunjungi Dong Gun. Rupanya Dong Gun ini nggak mau makan. Dal Hee pun menasehati Dong Gun agar makan sehingga dia bisa memiliki cukup energi untuk melawan penyakitnya. Dong Gun pun langsung bilang kalo dia ingin makan sesuatu yakni ubi rebus.
Dal Hee pun langsung membawakan ubi rebus untuk Dong Gun. Tepat saat Dong Gun akan makan ubi rebusnya, ada panggilan darurat. Dal Hee pun meninggalkan Dong Gun dan berpesan agar Dong Gun makan ubi rebus pelan-pelan saja. Tapi dasar udah ngidam banget, Dong Gun pun makan dengan rakus (ckckck… ni bocah…).
Rupanya panggilan darurat itu datang dari UGD dan pasien yang datang adalah pasien Dal Hee yang bawel dan langsung minta obat maag tadi. Pasien itu rupanya tak sadarkan diri setelah pulang dari rumah sakit. Dal Hee kaget dan langsung panik setelah mengetahuinya. Apalagi ketika memasuki ruang UGD yang ternyata si pasien sedang dalam kondisi kritis. Dokter Ahn berusaha melakukan resusitasi (pijat jantung n nafas buatan [selanjutnya kusebut pacu jantung aja ya biar gampang]) pada pasien tapi tak kunjung berhasil. Gun Wook menyuruh Dokter Ahn berhenti memicu jantung si pasien karena sudah 40 menit lebih. Dokter Ahn pun berhenti tapi Dal Hee langsung melanjutkan untuk memicu jantung si pasien. Dal Hee nggak mau si pasien mati (karena tadi dia yang membiarkannya pulang begitu saja setelah dikasih obat maag). Gun Wook menyuruh Dal Hee berhenti, bahkan Dokter Ahn sampai membentak Dal Hee beberapa kali sampai Dal Hee akhirnya berhenti. Dal Hee terlihat sangat shock tapi kemudian menguatkan diri untuk menumumkan waktu kematian, “Pasien Lee Chang Ho, waktu kematian… 9.56 malam...”.
    And... to be continued ^^


6 komentar:

Iya RF mengatakan...

Seneng nya bs nemu nie sinop, gomawo..

Ophiel mengatakan...

iya sama2... :)

Anonim mengatakan...

ditunggu sinopsisnya smp eps 18..suka bgt ma serial ini..m'haru biru..hehe

Ophiel mengatakan...

@anonim: iyaaa... doakan saja saya sempat dan tetap semangat yaaaa... :)

Anonim mengatakan...

Aq suka bgt drama ini... mgkn dah nonton lbh dr sepuluh kali buat nyari inspirasi.. sinopsnya lumayan. Tapi agak kurang pas terutama d bagian medis. Bbrp krng sesuai.. but however ttp semangat...

khairu mengatakan...

wah bru mampir..bagus bgt penasaran dunlut

Posting Komentar